HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB : UJUNG - UJUNGNYA DUIT

Fakta yang tidak bisa dipungkiri, bahwa pemerintah Kerajaan Arab Saudi melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta sejak akhir tahun 1970 an hingga kini telah membagikan bea siswa kepada ribuan pelajar Indonesia untuk melanjutkan kuliah ke berbagai Universitas di Saudi.

HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB : TOLERANSI ASWAJA

Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepanjang zaman tidak pernah berhenti mengkritisi segala bentuk penyimpangan Firqoh di luar Aswaja, dengan cara ilmiah dan penuh hikmah. Ulama Aswaja tidak pernah menutup pintu Dialog Lintas Madzhab dan Firqoh Islam, bahkan Dialog Lintas Agama sekali pun telah sejak lama menjadi bagian Da’wah penting Aswaja.

TANTANGAN DAN SOLUSI TOLERANSI ANTAR UMAT ISLAM

'Upaya membangun Peradaban Dialog untuk mewujudkan Toleransi Antar Umat Islam selama ini memiliki Tantangan dan Halangan yang cukup berat, antara lain :

Walisongo Islamkan Nusantara - JIN Nusantarakan Islam '

alah satu Tak-Tik dalam Strategi Devide et Impera, yaitu Politik Adu Domba yang dilakukan Penjajah Belanda di Indonesia, adalah membenturkan Hukum Islam dengan Hukum Adat.’uddin.

Toleransi Antar Umat Islam

Istilah At-Taqriib Bainal Madzaahibil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar Madzhab Islam atau Pendekatan Antar Madzhab Islam dikritisi oleh Dua Pemikir Islam abad ini :

Ibnu Taimiyah Dan Ahlul Bait

Kitab Minhaajus Sunnah fii Naqdhi Kalaami Asy-Syii’ah wa Al-Qoadariyyah adalah karya Asy-Syeikh Ahmad b Abdul Halim b Abdissalam rhm (671 – 728 H) yang masyhur dengan sebutan Ibnu Taimiyah. Kitab tersebut banyak dikaji dan ditakhrij oleh Ulama, salah satunya ditakhriij oleh Muhammad Aiman Asy-Syabroowi, terbitan Darul Hadits – Cairo – Mesir, 4 jlid 8 juz dengan total 2.400 halaman, cetakan tahun 1425 H / 2004 M.

Selasa, 30 Juni 2015

JIN GALAU

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Semenjak pertunjukan Baca Al-Qur'an dengan Langgam "Seni Budaya Pertunjukan Dalang Pewayangan" di Istana Presiden RI dalam acara Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 15 Mei 2015, maka spontan bergulir dengan cepat “Gerakan Buka Kedok Jemaat Islam Nusantara” disingkat GEBUK JIN.
BELA DIRI
Para Tokoh JIN serta merta membela diri dengan meredefinisi ISLAM NUSANTARA sebagai ajaran Islam yang lembut dan santun serta sejuk, sehingga sesuai dengan Adat Ketimuran Nusantara.
Lalu ISLAM NUSANTARA didefinisikan sebagai Islam yang mengakui perbedaan, menghargai kemajemukan, menghormati keragaman, suka dialog, dan lain sebagainya yang diklaim sebagai bagian adat dan tradisi Nusantara.
Soal Baca Al-Qur'an dengan Langgam "Seni dan Budaya Pertunjukan Dalang Pewayangan", mereka pelintir sebagai Langgam Loghat dan Dialeg Kesukuan, sehingga mereka bisa bersembunyi di balik "Khilafiyah" terkait Cengkok Suara yang tak terhindarkan.
DUSTA JIN
Andaikata benar makna ISLAM NUSANTARA seperti yang mereka sebutkan tadi, maka tentu tidak akan menimbulkan protes keras dari umat Islam.
Namun JIN berdusta dan berbohong, karena faktanya ISLAM NUSANTARA yang mereka propagandakan adalah ajaran RASIS dan FASIS yang ANTI ARAB. Dan sudah jelas juga bahwa mereka ingin mengubah ISLAM sesuai hawa nafsu mereka, sebagaimana telah kita uraikan dengan panjang lebar dalam forum ini pada beberapa waktu yang lalu.
Ditambah lagi, Tokoh-Tokoh JIN yang ada saat ini adalah orang-orang yang selama ini menjadi Tokoh LIBERAL, bahkan Tokoh Sentralnya.
SERANG BALIK
Para Tokoh JIN marah besar lantaran rencana jahat mereka terkait PRIBUMISASI ISLAM terbongkar, maka mereka pun melakukan serangan balik ke semua pihak yang menolak ISLAM NUSANTARA dengan aneka tuduhan dan fitnah, antara lain :
1. Bodoh tidak paham Fiqih.
2. Kaku tidak Luwes Keislamannya
3. Rendah Diri sehingga tunduk kepada Arabisasi.
4. Paranoid sehingga selalu mencurigai pembaharuan sebagai serangan terhadap Islam.
5. Anti Kebangsaan
6. Tidak Cinta Indonesia.
7. Anti Kebhinnekaan
8. Intoleransi
9. Anti Dialog
10. Perusuh
Dan lain sebagainya daripada label dan stempel jelek yang mereka berikan, karena mereka sudah tidak mampu berargumentasi secara ilmiah.
GALAU DAN KACAU
Intinya JIN kini galau karena rencananya berantakan dan hancur sebelum di"launching"kan secara matang dan resmi.
JIN semakin kacau, sehingga tidak lagi mampu berargumentasi secara ilmiah. Dan kini mereka pun senang melakukan "kekerasan" verbal terhadap lawan pendapatnya.
Akhirnya, JIN yang galau dan kacau memperlihatkan sifat aslinya, yaitu SOMBONG, HASUT dan DENDAM.
PERSELINGKUHAN SYIAH - LIBERAL
Sederetan Tokoh Syiah rame-rame mati-matian membela ISLAM NUSANTARA. Lihat saja Copy Twit dan Link berikut :
Tidak jelas alasan Para Tokoh Syiah tersebut membela ISLAM NUSANTARA. Entah murni karena memang Syiah mendukung Liberalisasi Islam, atau sekedar "Balas Budi" karena Liberal selama ini selalu membela Syiah, atau memang ada perselingkuhan pemikiran antara Liberal dan Syiah, atau jangan-jangan semuanya. Wallaahu A'lam.
Namun yang jelas, FPI punya pengalaman sendiri dengan Syiah dan Liberal :
1. Di tahun 2008, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam mengganyang AHMADIYAH dan Geng Liberal AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan), justru banyak Tokoh Syiah bersama Liberal yang membela mereka.
2. Di tahun 2010, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam mempertahankan UU Penodaan Agama di Mahkamah Konstitusi, justru para Tokoh Syiah bersama Liberal sedang berusaha membatalkannya melalui Mahkamah Konstitusi.
3. Di tahun 2013, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam menolak Pencapresan Jokowi karena khawatir Ahok akan naik jadi Gubernur Jakarta jika Jokowi menang, justru sederetan Tokoh Syiah bersama Liberal rame-rame kampanye buat Jokowi tanpa peduli Kepemimpinan di Jakarta yang akan berpindah ke Ahok.
4. Di tahun 2014, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam sedang berjuang melengserkan Si Kafir Ahok, justru tidak sedikit Tokoh Syiah bersama Liberal yang membela Ahok dan memujinya.
5. Kini, di tahun 2015, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam sedang menghadang Propaganda Liberal berupa JIN, justru para Tokoh Syiah dengan bangga membela JIN.
Kami berlindung kepada Allah SWT dari makar dan kejahatan JIN yang galau dan kacau. Semoga Allah SWT menghancurkan JIN yang galau dan kacau beserta gerombolannya sehancur-hancurnya.
Aamiiin ...

(Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab)

Walisongo Islamkan Nusantara - JIN Nusantarakan Islam

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Salah satu Tak-Tik dalam Strategi Devide et Impera, yaitu Politik Adu Domba yang dilakukan Penjajah Belanda di Indonesia, adalah membenturkan Hukum Islam dengan Hukum Adat.
Dengan Tak-Tik tersebut, Belanda berhasil memecah belah perjuangan Rakyat Aceh yang terkenal paling solid dan paling gigih.
Dan dengan Tak-Tik itu pula, Belanda berhasil menyulut Perang Paderi di Padang - Sumatera Barat antara pengikut Imam Bonjol dengan para pelaku ma'siat atas nama adat.
Begitu pula di berbagai Daerah lain di Nusantara, Belanda terus mengobarkan permusuhan antara Ulama dan Pemuka Adat.
Pembenturan Hukum Islam dan Hukum Adat di berbagai negeri merupakan salah satu Tak-Tik unggulan Zionis Internasional melalui Gerakan Freemasonry dan Illuminaty.
Kini, kelahiran ISLAM NUSANTARA merupakan Babak Baru dalam pembenturan Hukum Islam dan Hukum Adat.
Dan Episode kali ini dipastikan lebih berbahaya dan akan sangat sengit, karena Jemaat Islam Nusantara (JIN) menggunakan Dalil-Dalil ajaran Islam untuk pembenaran paham sesat mereka.
Ditambah lagi, JIN telah menyusup ke berbagai Perguruan Tinggi dan Instansi Pemerintah, serta menunggangi sejumlah "Ormas Islam" besar yang memiliki akar kuat di masyarakat.
ISLAM NUSANTARA
Sesuai Data dan Fakta bahwa para pengusung ISLAM NUSANTARA adalah Gerombolan Liberal yang selama ini telah menyelewengkan ajaran Islam, maka bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Terminologi "Islam Nusantara" ialah :
1. Islam yang ingin di-Indonesia-kan, sehingga semua ajaran Islam yang dianggap beraroma "Arab" seperti Jilbab, Salam hingga cara baca Al-Qur'an harus diganti dengan Budaya Nusantara.
2. Islam yang ingin di-Lunak-kan, sehingga semua ajaran Islam yang dianggap beraroma "Keras" seperti Hisbah dan Jihad mesti dihapuskan.
3. Islam yang ingin di-Kerdil-kan, sehingga agama Islam hanya dijadikan sebagai sekedar sebuah aspek kehidupan, bukan Islam yang meliputi semua Aspek Kehidupan.
4. Islam yang ingin di-Liberal-kan, sehingga Aqidah Islam  harus di-Dekonstruksi dan Syariat Islam mesti di-Anulirisasi, agar sesuai dengan Tuntutan Zaman.
5. Islam yang ingin dijadikan sebagai Pengusung Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Kebebasan Mutlak, Persamaan Agama, Kearifan Lokal, Pelestarian Budaya Primitif, Kesetaraan Gender, Revolusi Mental, Modernisasi, Globalisasi dan Deradikalisasi, serta Kebangsaan yang Rasis dan Fasis.
ISLAMKAN NUSANTARA
Para Ulama Habaib dari Hadhromaut - Yaman banyak melakukan perjalanan Da'wah ke berbagai Dunia, sambil berdagang untuk menopang Da'wah mereka.
Di antara mereka ada yang musafir ke India dan beranak pinak disana, hingga ada yang menjadi Pedagang Gujarat.
Lalu anak keturunan mereka melanjutkan perjalanan ke Malaka. Dari sana mereka menyebar ke seluruh pelosok Nusantara, yang meliputi Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, dan Patani di Selatan Thailand, hingga Mindanau di Selatan Philipina.
Di Indonesia, ada Walisongo yang merupakan keturunan dari Sayyid Ahmad Jalaluddin putra dari  Sayyid Abdullah Khan yang terkenal di India dengan nama marga 'Azhmat Khan, seorang Ulama Besar dari kalangan Habaib yang bermukim di India.
Abdullah Khan adalah putra dari Sayyid Abdul Malik yang merupakan putra dari Imam 'Alwi bin Muhammad ('Ammul Faqiih). Dengan kata lain bahwa Sayyid Abdul Malik adalah sepupu dari Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba 'Alawi.
Tercatat dalam sejarah bahwa keturunan Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba 'Alawi banyak yang musafir langsung dari Yaman ke Indonesia, sehingga banyak dari mereka yang menjadi Sultan di Indonesia, seperti Sultan Siak, Pontianak dan Kubu, serta lainnya.
Dengan izin Allah SWT di tangan mereka inilah, Indonesia diislamkan, hingga 90 % penduduk Indonesia beragama Islam.
Para Walisongo datang ke Nusantara membawa misi untuk meng-Islam-kan Nusantara, bukan me-Nusantara-kan Islam. Sedangkan gerombolan JIN yang kini banyak bergentayangan memiliki misi terbalik dari Walisongo, yaitu me-Nusantara-kan Islam.
Kini, tugas para Da'i Indonesia melanjutkan perjuangan Walisongo untuk mengislamkan Indonesia, bahkan Nusantara, secara TOTAL.
ISLAM NUSANTARA NO ! ISLAMKAN NUSANTARA YES !
Dengan demikian, jelas sudah bahwa Misi Walisongo adalah ISLAMKAN NUSANTARA, sedang Misi JIN adalah NUSANTARAKAN ISLAM.
Selain itu, Walisongo membawa Panji ASWAJA, sedang JIN membawa Panji LIBERAL, sehingga perbedaan Visi Misi Walisongo dengan Visi Misi JIN bagaikan Langit dan Bumi.
Karenanya, kita wajib tolak Islam Nusantara yang diusung JIN. Ayo, katakan NO untuk Islam Nusantara ... !!!
Pada saat yang sama, kita wajib mengirim para Da'i ke seluruh  pelosok Nusantara untuk meng-Islam-kan segenap masyarakat di seantero Nusantara. Ayo, katakan YES untuk Islamkan Nusantara ... !!!
Semoga Allah SWT menyempurnakan keislaman seluruh Nusantara, sehingga tidak ada sejengkal pun tanah di Bumi Nusantara, kecuali Islam tegak di atasnya.
Aamiiin Allaahumma Aamiiin ...

(Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab)
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com