HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB : UJUNG - UJUNGNYA DUIT

Fakta yang tidak bisa dipungkiri, bahwa pemerintah Kerajaan Arab Saudi melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta sejak akhir tahun 1970 an hingga kini telah membagikan bea siswa kepada ribuan pelajar Indonesia untuk melanjutkan kuliah ke berbagai Universitas di Saudi.

HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB : TOLERANSI ASWAJA

Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepanjang zaman tidak pernah berhenti mengkritisi segala bentuk penyimpangan Firqoh di luar Aswaja, dengan cara ilmiah dan penuh hikmah. Ulama Aswaja tidak pernah menutup pintu Dialog Lintas Madzhab dan Firqoh Islam, bahkan Dialog Lintas Agama sekali pun telah sejak lama menjadi bagian Da’wah penting Aswaja.

TANTANGAN DAN SOLUSI TOLERANSI ANTAR UMAT ISLAM

'Upaya membangun Peradaban Dialog untuk mewujudkan Toleransi Antar Umat Islam selama ini memiliki Tantangan dan Halangan yang cukup berat, antara lain :

Walisongo Islamkan Nusantara - JIN Nusantarakan Islam '

alah satu Tak-Tik dalam Strategi Devide et Impera, yaitu Politik Adu Domba yang dilakukan Penjajah Belanda di Indonesia, adalah membenturkan Hukum Islam dengan Hukum Adat.’uddin.

Toleransi Antar Umat Islam

Istilah At-Taqriib Bainal Madzaahibil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar Madzhab Islam atau Pendekatan Antar Madzhab Islam dikritisi oleh Dua Pemikir Islam abad ini :

Ibnu Taimiyah Dan Ahlul Bait

Kitab Minhaajus Sunnah fii Naqdhi Kalaami Asy-Syii’ah wa Al-Qoadariyyah adalah karya Asy-Syeikh Ahmad b Abdul Halim b Abdissalam rhm (671 – 728 H) yang masyhur dengan sebutan Ibnu Taimiyah. Kitab tersebut banyak dikaji dan ditakhrij oleh Ulama, salah satunya ditakhriij oleh Muhammad Aiman Asy-Syabroowi, terbitan Darul Hadits – Cairo – Mesir, 4 jlid 8 juz dengan total 2.400 halaman, cetakan tahun 1425 H / 2004 M.

Rabu, 11 November 2015

Ustaz Arifin Ilham: Memisahkan Islam dengan Kepemimpinan adalah Kebodohan

Islam adalah agama sempurna yang mencakup semua aspek kehidupan, apalagi kepemimpinan. Dari yang sederhana masuk kamar mandi sampai kepemimpinan. Demikian dijelaskan Pimpinan Majelis Az Zikra, KH. Muhammad Arifin Ilham dalam laman facebooknya, Selasa (10/11/2015).
 
"Memisahkan Islam dengan kepemimpinan adalah kebodohan, tidak faham ajaran Islam. Islam tidak bisa dipisahkan dengan politik kekuasaan," ujar Ustaz Arifin.
 
Dalam sejarahnya, Nabi Ibrahim diutus Allah untuk menghadapi rezim berhala Namrudz, Nabi Musa diutus Allah menghadapi rezim pembantai bayi Firaun, dan Nabi Muhammad diutus Allah untuk menghadapi para kuffar jahiliyyah.
 
"Dengan takluknya kepemimpinan kuffar jahiliyyah maka umat manusia beriman "bertasbih kepada Allah, dan banyak  mengingat Allah (QS Thoha 33-34), agar umat hidup dalam petunjuk Allah, dalam kemuliaan Islam, dalam keberkahan takwa.Bahagia dalam syariat dan sunnah Rasulullah (QS Al A'rof 96). Karena itu Islam sangat memperhatikan kepemimpinan dengan syarat dan kreteria yang sangat jelas yaitu mengutamakan keimanan dan ketaqwaan," jelas Ustaz Arifin.
 
Ia menegaskan, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang shalih (QS Al Anbiya 105). Karena itu haram, memilih pemimpin kafir, bacalah dengan iman! Kalam Allah ini,
 
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin/pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?" (QS An Nisa 144).
 
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman" (QS Al Maidah 57).
 
Kemudian, Ustaz Arifin menambahkan sebuah hadits bahwa Rasulullah bersabda kepada ka’ab bin ujrah: mudah-mudahan Allah melindungimu dari para pemimpin yang jahil. Ka’ab bin ujzah bertanya: apa yang dimaksud dengan pemimpin yang jahil wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Mereka adalah para pemimpin yang hidup sepeninggalku. Mereka tidak beriman pada petunjuk Allah, dan mereka tidak mengikuti sunnahku" (HR Ahmad).
 
"Ingat setiap mu'min apalagi juru da'wah wajib menyampaikan dalil yang berdasar Alquran dan Sunnah. Allahumma ya Allah lindungilah kami dari juru da'wah jahil yang menyesatkan kami dari petunjukmu dan sunnah NabiMu." pungkasnya.

Selasa, 22 September 2015

HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB : UJUNG - UJUNGNYA DUIT

Dugaan bahwa motif pelarangan Qurban oleh Ahok adalah BISNIS ternyata benar. Seiring dengan Instruksi Gubernur No 168 Tahun 2015 tentang Pelarangan Pelaksanaan Ibadah Qurban di halaman Masjid dan Sekolah serta Fasum lainnya, Ahok secara langsung menunjuk PT DHARMA JAYA sebagai pihak yang berhak menjual dan memotong Qurban di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Cakung.

Artinya, PT DHARMA JAYA oleh Ahok diberi hak monopoli untuk penjualan dan pemotongan Hewan Qurban di Jakarta. Tentu BPK dan KPK harus segera turun tangan untuk memeriksa penunjukan langsung tersebut, karena diduga ada penyalah-gunaan wewenang dan jabatan yang berkaitan dengan DUIT.

Dengan demikian, tidak salah jika sebelumnya dalam forum ini sudah dipaparkan tentang dugaan bahwa Pelarangan Qurban di Jakarta oleh Ahok hanya UUD yaitu Ujung Ujungnya Duit.

AHOK PSHYCOPAT

Ahok telah terbukti melakukan berbagai "Kesalahan Fatal", bahkan "Sikap Gila" yang tidak patut dilakukan oleh manusia normal, apalagi oleh seorang pejabat, antara lain :

1. Bahwa melalui Angket, Ahok telah terbukti menyerahkan dokumen Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015 ke Kemendagri yang bukan hasil pembahasan dengan Legislatif, sehingga Ahok telah melanggar :
a. UU Keuangan Negara nomor 17 tahun 2003 Pasal 20 ayat 3 dan 5 serta Pasal 34 ayat 1.
b. UU Pemerintahan Daerah nomor 23 tahun 2014 Pasal 314.
c. Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah nomor 58 tahun 2005 Pasal 1 dan 7 serta 47.
d. Permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 1 ayat 9.

2. Bahwa melalui Angket, Ahok telah terbukti melakukan pelanggaran undang-undang di dalam menyelenggarakan sistem informasi keuangan daerah yang diimplementasikan dalam bentuk e-budgeting, sehingga Ahok telah melanggar UU Pemerintahan Daerah nomor 23 tahun 2014 Pasal 394.

3. Bahwa melalui Angket, Ahok telah terbukti melanggar etika dan norma dalam melakukan tindakan menyebar fitnah kepada institusi dan anggota DPRD. Tudingan tersebut dikutip dari berbagai media massa dan situs Youtube, sehingga Ahok melanggar UU Pemerintahan Daerah nomor 23 tahun 2014 Pasal 67 butir d, yang menyebutkan "Kepala Daerah dan wakilnya wajib menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah."

4. Bahwa melalui Angket, Ahok telah terbukti melakukan penistaan dan penghinaan terhadap lembaga atau institusi negara yang bisa mengganggu pola kerja Pemerintah Daerah dengan menyatakan bahwa DPRD adalah Dewan Perampok Rakyat Daerah, sehingga Ahok telah melanggar sumpah dan janji jabatan sebagaimana diatur dalam Pasal 61 ayat 2.

5. Bahwa melalui Angket, Ahok telah terbukti melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan terkait jabatannya sebagai Gubermur, sehingga Ahok telah melanggar UU Pemerintahan Daerah nomor 23 tahun 2014 Pasal 67 butir b, yang menyatakan kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah menaati seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Bahwa melalui Angket, Ahok telah terbukti bersalah dan melanggar Undang-Undang, sehingga Hasil Angket harus ditindak-lanjuti ke paripurna untuk Hak Menyatakan Pendapat (HMP).

7. Sikap "Gila" Ahok yang saat menjaldi Plt. Gubernur DKI Jakarta telah menerbitkan Instruksi Gubernur No 67 Tahun 2014 tentang Pelarangan Pelaksanaan Ibadah Qurban di halaman Masjid dan Sekolah serta Fasum lainnya , dan kini telah mengeluarkan Intruksi Gubernur No 168 Tahun 2015 tentang Pelarangan Qurban yang sama.

8. Sikap "Gila" Ahok yang ingin memonopoli penjualan dan pemotongan Hewan Qurban di Jakarta.

9. Sikap "Gila" Ahok yang nekat melakukan Penggusuran masjid Amir Hamzah di TIM dan Masjid Baitul Arif di Jati Negara, yang hingga kini tidak ada penyelesaiannya.

10. Sikap "Gila" Ahok yang merestui Rapat Kerja Para Kepala Dinas DKI Jakarta untuk dipimpin istrinya dan adiknya.

11. Sikap "Gila" Ahok yang belum memasukkan CSR dari sejumlah Pengembang Real Estate dan Apartemen ke dalam Aset Pemda.

12. Sikap "Gila" Ahok yang ngotot mempertahankan Saham Pemda DKI dalam mendirikan BUMD PT Delta Djakarta Tbk yang bergerak dalam pengelolaan PABRIK MIRAS.

13. Sikap "Gila" Ahok yang ngotot ingin legalkan Miras agar produksi Pabrik Miras Pemda DKI Jakarta laku.

14. Sikap "Gila" Ahok yg ingin melegalkan JUDI di salah satu pulau di Kepulauan Seribu.

15. Sikap "Gila" Ahok yang ngotot melarang motor melewati jalan Thamrin hanya untuk kenyamanan orang kaya pemilik mobil, padahal pemilik motor paling banyak membayar pajak.

16. Sikap "Gila" Ahok yang terus melakukan Reklamasi Pantai Jakarta untuk kepentingan gilingan tertentu

17. Sikap "Gila" Ahok yang ingin membangun Apartemen Khusus PROSTITUSI.

18. Sikap "Gila" Ahok yang sering mengucapkan kata kasar dan kotor di depan publik.

19. Sikap "Gila" Ahok yang ngotot ingin menghapuskan "Kolom Agama" dari dalam KTP.

20. Sikap "Gila" Ahok yang ngotot ingin membebaskan kegiatan Ahmadiyah, padahal sudah ada SKB tiga menteri yang melarangnya.

21. Sikap "Gila" Ahok yang sewenang-wenang melakukan penggusuran di Kampung Pulo sehingga menimbulkan korban.

22. Sikap "Gila" Ahok yang ngotot mau lanjutkan penggusuran dengan "kekerasan" ke Bukit Duri dan Karang Anyar serta lainnya.

23. Sikap "Gila" Ahok dalam mengelola keuangan negara, sehingga Hasil Laporan BPK Tahun 2015 menyatakan adanya kerugian negara mencapai DUA TRILYUN rupiah.

24. Sikap "Gila" Ahok yang ngotot mengusulkan pembubaran IPDN yang selama ini merupakan lembaga pendidikan untuk menelurkan calon pemimpin administratif, karena Ahok sudah asyik dengan sistem "Lelang Jabatan."

25. Semua sikap "Gila" Ahok diduga karena dia menderita PSHYCOPAT alias "Sakit Jiwa", sehingga harus segera diperiksa oleh Dokter Ahli Kejiwaan yang jujur dan amanat untuk pembuktiannya.

BUBARKAN DPRD !!!

DPRD DKI Jakarta makin hari makin "Ndableg". Temuan Angket tentang Kesalahan Ahok yang secara prosedur politik harus ditindak-lanjuti, justru sampai hari ini tidak ada bunyinya lagi.
Padahal, mestinya secara etika politik, DPRD harus menindak-lanjuti temuan-temuan Tim Angket dengan menggelar Hak Menyatakan Pendapat (HMP).

Dan untuk menjamin kebebasan berpendapat setiap anggota DPRD, maka HMP harus dilakukan melalui VOTING TERTUTUP agar segenap anggota Dewan di DPRD DKI Jakarta bisa bebas menentukan sikap tanpa takut tekanan dan intimidasi atau intevensi dari Pimpinan Partainya atau pihak mana pun yang punya kepentingan berbeda.

DPRD DKI Jakarta telah mengajarkan masyarakat politik paling kotor dan paling bodoh di Dunia, karena Ahok yang sudah terbukti Langgar Undang-Undang tetap dibiarkan tanpa sanksi hukuman.

Mungkin itu karena banyaknya "Preman" Jakarta yang bercokol di DPRD, bahkan memimpinnya, sehingga banyak kartu "premanisme" mereka disandera Ahok agar mereka tidak berkutik.

Nah, jika DPRD DKI Jakarta sudah jadi sarang "Preman", maka tidak ada jalan terbaik bagi masyarakat Jakarta untuk menyelamatkan Badan Legislatifnya kecuali : Bubarkan DPRD !

Allaahu Akbar ... !!!

Minggu, 20 September 2015

Mu'jizat Ilmiah Al-Qur’an (MIQ) 4 : Kecepatan Cahaya


Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ....

Beberapa waktu yang lalu dalam forum ini pernah dipaparkan sejumlah artikel tentang MU'JIZAT ILMIAH AL-QUR'AN (MIQ). Setidaknya sudah tiga artikel MIQ diturunkan, yaitu :

1. MIQ 1 : NASA & LAILATUL QADAR. (Link : http://goo.gl/GxpOyn)
2. MIQ 2 : SEBELAS KAUKAB (Link : http://goo.gl/IuzRmg)
3. MIQ 3 : SEBELAS PLANET (Link : http://goo.gl/bL1qW1 )

Nah, kini akan kita kanjutkan lagi dengan Artikel MIQ 4 dan seterusnya. Semoga manfaat.

IBNU ABBAS RA &  KECEPATAN TINGGI

Dalam QS.32.As-Sajdah ayat 5, Allah SWT menginformasikan bahwasanya ada suatu URUSAN yang kecepatan geraknya dalam SATU HARI sama dengan SERIBU TAHUN dalam hitungan manusia :

يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ

"Dia mengatur URUSAN dari langit ke bumi, kemudian (URUSAN) itu naik kepada-Nya dalam SATU HARI yang kadarnya adalah SERIBU TAHUN menurut perhitunganmu."

Ath-Thabari, Al-Qurthubi dan Az-Zamakhsyari menukilkan bahwa Sayyiduna Abdullah ibnu Abbas RA saat menafsirkan ayat tersebut menyatakan bahwasanya di Dunia ada "sesuatu" yang memiliki "Kecepatan Daya Tempuh Tinggi".

Dan para Ulama Salaf pun sejak lama meyakini bahwasanya ada suatu gerak di Dunia dengan kecepatan sangat tinggi. Hanya saja mereka belum berhasil menyimpulkan tentang apa gerangan yang memiliki kecepatan sangat tinggi tersebut ?!

PENEMUAN KECEPATAN CAHAYA

Pada tahun 1676, Olas Romer menemukan Kecepatan Cahaya. Dan baru pada tahun 1983, Konferensi Internasional di Paris - Perancis memutuskan bahwa hitungan Kecepatan Cahaya adalah 299.792.458 meter / detik, sehingga dengan pembulatan sama dengan 300.000.000 meter / Detik atau 300.000 Km / DETIK.

Dengan demikian jarak tempuh Cahaya per MENIT adalah 60 x 300.000 Km = 18.000.000 Km, sehingga jarak tempuh Cahaya per JAM adalah 60 x 18.000.000 Km = 1.080.000.000 Km. Jadi, jarak tempuh Cahaya per HARI  adalah 24 x 1.080.000.000 Km = 25.920.000.000 Km.

Nah, itulah sebabnya tatkala terjadi Petir dengan cahaya dan suara, kita akan lebih dahulu melihat kilatan cahayanya, baru setelahnya kita mendengar suaranya, karena Kecepatan Cahaya lebih tinggi daripada Kecepatan Suara.

Ringkasnya, jarak tempuh Cahaya dalam SATU HARI mencapai lebih dari 25 milyar Km. Pertanyaannya, berapa lamakah jarak yang sama bisa ditempuh oleh manusia ?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka kita harus terlebih dahulu memberikan perkiraan rata-rata jarak tempuh manusia per hari dengan berjalan kaki atau dengan berkendaraan mobil mau pun pesawat terbang.

KECEPATAN MANUSIA BERJALAN KAKI

Jika kecepatan berjalan kaki manusia diperkirakan per hari bisa menempuh 73 Km, maka per tahun Qomariyyah jarak tempuhnya adalah 354 x 73 Km = 25.842 Km. Artinya, jarak tempuh per 1.000.000 tahun adalah 25.842.000.000 Km.

Jadi, SATU HARI Kecepatan Cahaya mampu menempuh 25 milyar Km, dan dengan Kecepatan Manusia berjalan kaki butuh waktu SEJUTA TAHUN untuk menempuh jarak 25 milyar Km.

KECEPATAN MANUSIA DENGAN MOBIL

Jika kecepatan manusia diukur saat berkendaraan MOBIL dengan kecepatan normal rata-rata 60 Km / jam, maka jarak tempuh per hari 24 x 60 Km = 1.440 Km / hari, dan per tahun Qomariyyah 354 x 1.440 Km = 509.760 Km. Artinya, jarak tempuh per 50.000 tahun adalah 25.488.000.000 Km.

Jadi, SATU HARI Kecepatan Cahaya mampu menempuh 25 milyar Km, dan dengan Kecepatan Manusia yang berkendaraan mobil dengan kecepatan normal rata-rata 60 Km/jam, maka butuh waktu 50.000 tahun untuk menempuh jarak 25 milyar Km.

KECEPATAN MANUSIA DENGAN PESAWAT TERBANG

Jika kecepatan manusia diukur saat berkendaraan PESAWAT TERBANG BOEING 747 dengan kecepatan normal rata-rata 1.000 Km / jam, maka jarak tempuh per hari 24 x 1.000 Km = 24.000 Km / hari, dan per tahun Qomariyyah 354 x 24.000 Km = 8.496.000 Km. Artinya, jarak tempuh per 3.000 tahun adalah 25.488.000.000 Km.

Jadi, SATU HARI Kecepatan Cahaya mampu menempuh 25 milyar Km, dan dengan Kecepatan Manusia yang berkendaraan PESAWAT TERBANG BOEING 747 dengan kecepatan normal rata-rata 1.000 Km/jam, maka butuh waktu 3.000 tahun untuk menempuh jarak 25 milyar Km.

Jika, diukur dengan kecepatan PESAWAT JET TEMPUR yang 3 kali lipat lebih cepat dari BOEING 747, maka jarak 25 milyar Km bisa ditempuh dalam kurun waktu 1.000 tahun.

KESIMPULAN

Jarak Tempuh 25 milyar Km bisa ditempuh dengan Kecepatan Cahaya SATU HARI = SEJUTA TAHUN Kecepatan Manusia Berjalan Kaki = LIMA PULUH RIBU TAHUN Kecepatan Manusia dengan Mobil = TIGA RIBU TAHUN Kecepatan Manusia dengan Pesawat Boeing 747 = SERIBU TAHUN Kecepatan Manusia dengan Pesawat Jet Tempur.

Jadi, Kecepatan Cahaya dalam SATU HARI yang mampu melintasi jarak 25 milyar Km, sama dengan Kecepatan Manusia dengan Pesawat Jet Tempur berkecepatan 3000 Km/jam untuk perjalanan selama SERIBU TAHUN.

Inilah di antara Rahasia dari Firman Allah SWT tentang SATU HARI yang nilainya sama dengan SERIBU TAHUN, yaitu Isyarat Ilmiah tentang KECEPATAN CAHAYA.

Subhaanallaahi wal Hamdulillaahi wa Laa ilaaha illallaahu Wallaahu Akbar ...

Minggu, 13 September 2015

FPI BANTU POLRES MOJOKERTO LATIH WARGA DAPATKAN SIM.

FPI Online - Mojokerto, Front Pembela Islam (FPI) tak selamanya selalu bersikap tegas dan keras dalam setiap kegiatannya. Sikap tegas biasanya ditunjukkan FPI kala menghadapi kemaksiatan dan kemunkaran. Namun sikap simpatik dan ramah juga acap kali diperlihatkan FPI kala berkegiatan sosial.

Contohnya seperti yang ditunjukkan FPI Mojokerjo Jawa Timur. Mereka membantu polisi dalam melatih masyarakat praktek untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM).

Ketua FPI Mojokerto, Ustad Abdul Manan mengatakan, kegiatan tersebut sudah berjalan dua minggu. "Tiap hari Rabu dan Sabtu, di bekas terminal Brangkal kita gunakan untuk melatih masyarakat praktek untuk mendapatkan SIM. Hari pertama dibuka, sudah 600 masyarakat yang mendaftar," ungkapnya, Sabtu (12/09/2015).

Ustadz Manan menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan untuk menampung aspirasi masyarakat dalam tertib berlalu lintas yakni memperoleh SIM agar tidak melalui calo. Pihaknya juga bekerja sama dengan petugas Satlantas Polres Mojokerto.

"Sebelumnya kita juga mendapatkan sosialisasi dari Satlantas, masyarakat juga mencopy buku ujian teori yang sebelumnya diberikan Satlantas. Yang ikut latihan disini yakni masyarakat di Kecamatan Sooko serta anggota Laskar di kecamatan lain. Disini sifatnya hanya latihan, kita akan merekom untuk praktek di polres,, katanya.

Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Asep Kurnia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan program SIM tiga pilar yakni Bhabimtibmas, kepala desa serta Babinsa. "Masing-masing desa dibuatkan lapangan pratek dan buku ujian teori, yang melatih yakni tiga pilar," ujarnya.

Dari ratusan desa di wilayah hukum Polres Mojokerto, di Desa Kedungmaling tiga pilar melibatkan anggota FPI dan laskar untuk melatih masyarakat pemohon SIM.

Menurutnya, kegiatan tersebut cukup membantu petugas dalam mengawasi calo SIM serta masyarakat agar tidak mengurus SIM melalui calo.

"Ini sifatnya hanya latihan, setelah dinyatakan bisa pemohon akan direkom untuk mengikuti praktek SIM di polres namun rekom juga tidak menjamin mereka lulus praktek SIM. Semua tergantung pemohonnya, di wilayah hukum Polres Mojokerto lebih dari 50 persen desa sudah ada pelayanan SIM desa," jelasnya.

Mohon bantu bagikan....

Sumber : http://www.fpi.or.id/2015/09/fpi-bantu-polres-mojokerto-latih-warga.html

* Media News FPI *

Kamis, 13 Agustus 2015

MEMBERIKAN DUKUNGAN, SEJUMLAH PENDETA PGI DATANGI MARKAZ DPP FPI.


Belasan pendeta dari Badan Musyawarah Antar Gereja Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (BAMAG LKKI) mendatangi markaz besar Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (DPP FPI) di Jl. Petamburan III Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2015). Kedatangan para pendeta itu disambut baik oleh sejumlah pimpinan FPI.

Dewan Syuro FPI, Habib Muchsin Alatas yang memimpin pertemuan tersebut menyebutkan sejumlah kesepakatan yang dicapai. "Kita memiliki keprihatinan yang sama tentang situasi negeri ini yang sudah banyak gangguan, terutama soal umat beragama. Artinya agama sudah dijadikan komoditas politik untuk adu domba dan ini akan kita tengarai. Itu semua mendorong kita untuk berkomunikasi sehingga kedepan menjadi gerakan bersama dalam menjaga NKRI," ungkapnya.

Dan kita juga bersepakat akan meningkatkan toleransi beragama, dengan batasan yang ditentukan agama masing-masing, lanjut Habib Muchsin Alatas.

Menurutnya, yang menggembirakan ialah akan adanya kerjasama tentang penegakkan Amar Makruf Nahi Munkar. "Mereka ikut bersama FPI memerangi hal-hal yang merusak moral bangsa, seperti miras, judi, juga LGBT yang selama ini diperjuangkan kelompok liberal untuk dibebaskan di Indonesia, menurut saya ini sesuatu yang baik," kata Habib Muchsin Alatas.

Selain itu, mereka juga sepakat untuk menolak dan menggagalkan gerakan kebangkitan komunis di Indonesia.

Terkait tragedi penyerangan jamaah Idul Fitri dan pembakaran masjid di Tolikara Papua oleh kelompok Gereja Injil Di Indonesia (GIDI), para pendeta itu mengaku menyayangkan kejadian tersebut. "Kita sepakat menyesalkan dan sangat mengutuk kejadian itu, kita mendorong pemerintah untuk menegakkan hukum terhadap aktor intelektual kejadian Tolikara dengan menghukum seberat-beratnya," pungkas Habib Muchsin Alatas.

- Media News FPI -
mozaikharokahfpi.blogspot.com

Selasa, 30 Juni 2015

JIN GALAU

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Semenjak pertunjukan Baca Al-Qur'an dengan Langgam "Seni Budaya Pertunjukan Dalang Pewayangan" di Istana Presiden RI dalam acara Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 15 Mei 2015, maka spontan bergulir dengan cepat “Gerakan Buka Kedok Jemaat Islam Nusantara” disingkat GEBUK JIN.
BELA DIRI
Para Tokoh JIN serta merta membela diri dengan meredefinisi ISLAM NUSANTARA sebagai ajaran Islam yang lembut dan santun serta sejuk, sehingga sesuai dengan Adat Ketimuran Nusantara.
Lalu ISLAM NUSANTARA didefinisikan sebagai Islam yang mengakui perbedaan, menghargai kemajemukan, menghormati keragaman, suka dialog, dan lain sebagainya yang diklaim sebagai bagian adat dan tradisi Nusantara.
Soal Baca Al-Qur'an dengan Langgam "Seni dan Budaya Pertunjukan Dalang Pewayangan", mereka pelintir sebagai Langgam Loghat dan Dialeg Kesukuan, sehingga mereka bisa bersembunyi di balik "Khilafiyah" terkait Cengkok Suara yang tak terhindarkan.
DUSTA JIN
Andaikata benar makna ISLAM NUSANTARA seperti yang mereka sebutkan tadi, maka tentu tidak akan menimbulkan protes keras dari umat Islam.
Namun JIN berdusta dan berbohong, karena faktanya ISLAM NUSANTARA yang mereka propagandakan adalah ajaran RASIS dan FASIS yang ANTI ARAB. Dan sudah jelas juga bahwa mereka ingin mengubah ISLAM sesuai hawa nafsu mereka, sebagaimana telah kita uraikan dengan panjang lebar dalam forum ini pada beberapa waktu yang lalu.
Ditambah lagi, Tokoh-Tokoh JIN yang ada saat ini adalah orang-orang yang selama ini menjadi Tokoh LIBERAL, bahkan Tokoh Sentralnya.
SERANG BALIK
Para Tokoh JIN marah besar lantaran rencana jahat mereka terkait PRIBUMISASI ISLAM terbongkar, maka mereka pun melakukan serangan balik ke semua pihak yang menolak ISLAM NUSANTARA dengan aneka tuduhan dan fitnah, antara lain :
1. Bodoh tidak paham Fiqih.
2. Kaku tidak Luwes Keislamannya
3. Rendah Diri sehingga tunduk kepada Arabisasi.
4. Paranoid sehingga selalu mencurigai pembaharuan sebagai serangan terhadap Islam.
5. Anti Kebangsaan
6. Tidak Cinta Indonesia.
7. Anti Kebhinnekaan
8. Intoleransi
9. Anti Dialog
10. Perusuh
Dan lain sebagainya daripada label dan stempel jelek yang mereka berikan, karena mereka sudah tidak mampu berargumentasi secara ilmiah.
GALAU DAN KACAU
Intinya JIN kini galau karena rencananya berantakan dan hancur sebelum di"launching"kan secara matang dan resmi.
JIN semakin kacau, sehingga tidak lagi mampu berargumentasi secara ilmiah. Dan kini mereka pun senang melakukan "kekerasan" verbal terhadap lawan pendapatnya.
Akhirnya, JIN yang galau dan kacau memperlihatkan sifat aslinya, yaitu SOMBONG, HASUT dan DENDAM.
PERSELINGKUHAN SYIAH - LIBERAL
Sederetan Tokoh Syiah rame-rame mati-matian membela ISLAM NUSANTARA. Lihat saja Copy Twit dan Link berikut :
Tidak jelas alasan Para Tokoh Syiah tersebut membela ISLAM NUSANTARA. Entah murni karena memang Syiah mendukung Liberalisasi Islam, atau sekedar "Balas Budi" karena Liberal selama ini selalu membela Syiah, atau memang ada perselingkuhan pemikiran antara Liberal dan Syiah, atau jangan-jangan semuanya. Wallaahu A'lam.
Namun yang jelas, FPI punya pengalaman sendiri dengan Syiah dan Liberal :
1. Di tahun 2008, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam mengganyang AHMADIYAH dan Geng Liberal AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan), justru banyak Tokoh Syiah bersama Liberal yang membela mereka.
2. Di tahun 2010, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam mempertahankan UU Penodaan Agama di Mahkamah Konstitusi, justru para Tokoh Syiah bersama Liberal sedang berusaha membatalkannya melalui Mahkamah Konstitusi.
3. Di tahun 2013, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam menolak Pencapresan Jokowi karena khawatir Ahok akan naik jadi Gubernur Jakarta jika Jokowi menang, justru sederetan Tokoh Syiah bersama Liberal rame-rame kampanye buat Jokowi tanpa peduli Kepemimpinan di Jakarta yang akan berpindah ke Ahok.
4. Di tahun 2014, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam sedang berjuang melengserkan Si Kafir Ahok, justru tidak sedikit Tokoh Syiah bersama Liberal yang membela Ahok dan memujinya.
5. Kini, di tahun 2015, tatkala FPI bersama Ormas-Ormas Islam sedang menghadang Propaganda Liberal berupa JIN, justru para Tokoh Syiah dengan bangga membela JIN.
Kami berlindung kepada Allah SWT dari makar dan kejahatan JIN yang galau dan kacau. Semoga Allah SWT menghancurkan JIN yang galau dan kacau beserta gerombolannya sehancur-hancurnya.
Aamiiin ...

(Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab)

Walisongo Islamkan Nusantara - JIN Nusantarakan Islam

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Salah satu Tak-Tik dalam Strategi Devide et Impera, yaitu Politik Adu Domba yang dilakukan Penjajah Belanda di Indonesia, adalah membenturkan Hukum Islam dengan Hukum Adat.
Dengan Tak-Tik tersebut, Belanda berhasil memecah belah perjuangan Rakyat Aceh yang terkenal paling solid dan paling gigih.
Dan dengan Tak-Tik itu pula, Belanda berhasil menyulut Perang Paderi di Padang - Sumatera Barat antara pengikut Imam Bonjol dengan para pelaku ma'siat atas nama adat.
Begitu pula di berbagai Daerah lain di Nusantara, Belanda terus mengobarkan permusuhan antara Ulama dan Pemuka Adat.
Pembenturan Hukum Islam dan Hukum Adat di berbagai negeri merupakan salah satu Tak-Tik unggulan Zionis Internasional melalui Gerakan Freemasonry dan Illuminaty.
Kini, kelahiran ISLAM NUSANTARA merupakan Babak Baru dalam pembenturan Hukum Islam dan Hukum Adat.
Dan Episode kali ini dipastikan lebih berbahaya dan akan sangat sengit, karena Jemaat Islam Nusantara (JIN) menggunakan Dalil-Dalil ajaran Islam untuk pembenaran paham sesat mereka.
Ditambah lagi, JIN telah menyusup ke berbagai Perguruan Tinggi dan Instansi Pemerintah, serta menunggangi sejumlah "Ormas Islam" besar yang memiliki akar kuat di masyarakat.
ISLAM NUSANTARA
Sesuai Data dan Fakta bahwa para pengusung ISLAM NUSANTARA adalah Gerombolan Liberal yang selama ini telah menyelewengkan ajaran Islam, maka bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Terminologi "Islam Nusantara" ialah :
1. Islam yang ingin di-Indonesia-kan, sehingga semua ajaran Islam yang dianggap beraroma "Arab" seperti Jilbab, Salam hingga cara baca Al-Qur'an harus diganti dengan Budaya Nusantara.
2. Islam yang ingin di-Lunak-kan, sehingga semua ajaran Islam yang dianggap beraroma "Keras" seperti Hisbah dan Jihad mesti dihapuskan.
3. Islam yang ingin di-Kerdil-kan, sehingga agama Islam hanya dijadikan sebagai sekedar sebuah aspek kehidupan, bukan Islam yang meliputi semua Aspek Kehidupan.
4. Islam yang ingin di-Liberal-kan, sehingga Aqidah Islam  harus di-Dekonstruksi dan Syariat Islam mesti di-Anulirisasi, agar sesuai dengan Tuntutan Zaman.
5. Islam yang ingin dijadikan sebagai Pengusung Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Kebebasan Mutlak, Persamaan Agama, Kearifan Lokal, Pelestarian Budaya Primitif, Kesetaraan Gender, Revolusi Mental, Modernisasi, Globalisasi dan Deradikalisasi, serta Kebangsaan yang Rasis dan Fasis.
ISLAMKAN NUSANTARA
Para Ulama Habaib dari Hadhromaut - Yaman banyak melakukan perjalanan Da'wah ke berbagai Dunia, sambil berdagang untuk menopang Da'wah mereka.
Di antara mereka ada yang musafir ke India dan beranak pinak disana, hingga ada yang menjadi Pedagang Gujarat.
Lalu anak keturunan mereka melanjutkan perjalanan ke Malaka. Dari sana mereka menyebar ke seluruh pelosok Nusantara, yang meliputi Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, dan Patani di Selatan Thailand, hingga Mindanau di Selatan Philipina.
Di Indonesia, ada Walisongo yang merupakan keturunan dari Sayyid Ahmad Jalaluddin putra dari  Sayyid Abdullah Khan yang terkenal di India dengan nama marga 'Azhmat Khan, seorang Ulama Besar dari kalangan Habaib yang bermukim di India.
Abdullah Khan adalah putra dari Sayyid Abdul Malik yang merupakan putra dari Imam 'Alwi bin Muhammad ('Ammul Faqiih). Dengan kata lain bahwa Sayyid Abdul Malik adalah sepupu dari Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba 'Alawi.
Tercatat dalam sejarah bahwa keturunan Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba 'Alawi banyak yang musafir langsung dari Yaman ke Indonesia, sehingga banyak dari mereka yang menjadi Sultan di Indonesia, seperti Sultan Siak, Pontianak dan Kubu, serta lainnya.
Dengan izin Allah SWT di tangan mereka inilah, Indonesia diislamkan, hingga 90 % penduduk Indonesia beragama Islam.
Para Walisongo datang ke Nusantara membawa misi untuk meng-Islam-kan Nusantara, bukan me-Nusantara-kan Islam. Sedangkan gerombolan JIN yang kini banyak bergentayangan memiliki misi terbalik dari Walisongo, yaitu me-Nusantara-kan Islam.
Kini, tugas para Da'i Indonesia melanjutkan perjuangan Walisongo untuk mengislamkan Indonesia, bahkan Nusantara, secara TOTAL.
ISLAM NUSANTARA NO ! ISLAMKAN NUSANTARA YES !
Dengan demikian, jelas sudah bahwa Misi Walisongo adalah ISLAMKAN NUSANTARA, sedang Misi JIN adalah NUSANTARAKAN ISLAM.
Selain itu, Walisongo membawa Panji ASWAJA, sedang JIN membawa Panji LIBERAL, sehingga perbedaan Visi Misi Walisongo dengan Visi Misi JIN bagaikan Langit dan Bumi.
Karenanya, kita wajib tolak Islam Nusantara yang diusung JIN. Ayo, katakan NO untuk Islam Nusantara ... !!!
Pada saat yang sama, kita wajib mengirim para Da'i ke seluruh  pelosok Nusantara untuk meng-Islam-kan segenap masyarakat di seantero Nusantara. Ayo, katakan YES untuk Islamkan Nusantara ... !!!
Semoga Allah SWT menyempurnakan keislaman seluruh Nusantara, sehingga tidak ada sejengkal pun tanah di Bumi Nusantara, kecuali Islam tegak di atasnya.
Aamiiin Allaahumma Aamiiin ...

(Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab)

Jumat, 20 Maret 2015

USTADZ JA'FAR SIDIQ : UCAPAN KOTOR AHOK ADALAH CERMINAN AKHLAK NYA YANG BURUK.


FPI menilai pernyataan kotor yang dilontarkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di salah satu stasiun televisi membuktikan kalau orang nomor satu di Pemprov DKI tersebut memiliki moral yang buruk.

Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat FPI Ustadz Jafar Sidiq mengatakan, pernyataan kotor yang dilontarkan Ahok itu mencerminkan akan akhlak dan perangai yang buruk. Padahal, jelas-jelas kalau televisi itu merupakan konsumsi publik yang disaksikan oleh semua lapisan masyarakat, baik orang tua maupun anak muda.

"Tuh kan bener, kami bilang juga apa. Ahok itu moralnya buruk, mulut mirip comberan kalau ngomong. Sekarang terbukti kan dan disaksikan oleh semua orang pula. Sekarang juga dia kebanjiran kritikan akibat keburukan akhlaknya itu," ujar Ustadz Jafar Sidiq. Jumat (20/3/2015).

Menurut Ustadz Jafar, seorang pemimpin sudah sepatutnya menjaga segala macam perbuatan dan ucapannya itu. Sebab, seorang pemimpin merupakan panutan bagi rakyatnya. Jika pemimpinnya saja memiliki moral yang negatif, bukan tidak mungkin kalau moral masyarakat pun akan semakin terpuruk.

"Semua perbuatan dan ucapan itu harus selaras. Jika kita mau berbuat baik, tentu kita pun harus berkata yang baik pula. Pemeberantasan korupsi misalnya, kita pun harus melakukannya dengan cara-cara yang baik jika ingin memberantas sampai ke akar-akarnya. Kalau Gubernurnya saja seperti itu, bagaimana nanti masyarakat mencontohnya," tutupnya.

Klik : http://mozaikharokahfpi.blogspot.com/2015/03/ustadz-jafar-sidiq-ucapan-kotor-ahok.html

Kamis, 19 Maret 2015

USTADZ AWIT MASYHURY : SELAMA PEMERINTAH TIDAK ZOLIM, INSYA ALLAH TIDAK ADA ISIS DI INDONESIA.

Ketua Bidang Hizbah Front Pembela Islam Awit Masyhuri mengatakan banyaknya warga negara Indonesia yang bergabung dengan Iraq and Syria Islamic State atau ISIS tak perlu ditanggapi serius.
Menurutnya, telah menjadi hak seseorang hendak berlabuh kemana mereka inginkan.

"Yang mau gabung ISIS itu hak individu dia. Selama pemerintah Indonesia tidak dzalim sama rakyatnya, Inshaa Allah tidak ada itu ISIS di Indonesia," kata Ustadz Awit kepada wartawan Kamis (19/3).

Lebih jauh, faktor ekonomi atau tawaran yang diberikan ISIS ibarat hadiah kesekian yang diincar para WNI yang berangkat ke Suriah. Pasalnya, dorongan ideologi, jelas Ust Awit, menjadi faktor yang lebih kuat membawa mereka ke tempat yang mereka anggap medan jihad.

"Ini saya lihat lebih ke ideologi yang dominan," katanya.

Secara pribadi, Ust Awit belum memutuskan apakah ia mendukung atau tidak tindakan ISIS. Ia berpendapat belum menemukan titik kebenaran dan pesan jihad ISIS. "Saya belum menyatakan benar atau tidak, saya belum temukan benang merahnya ISIS ini apa," ujarnya.

Menanggapi wacana pencabutan kewarganegaraan oleh pemerintah atas WNI yang terlibat atau bergabung dengan ISIS, dianggap Ust Awit terlalu berlebihan. Bahkan, dengan mayoritas faktor ideologi, WNI yang diputus kewarganegaraannya merasa senang.

"Pemerintah jangan sombong cabut kewarganegaraan, dekati ulama atau habib dan lainnya untuk konsultasi. Yang menolak ISIS jangan meremehkan mereka yang masuk ISIS, nanti mereka malah bereaksi keras," ujar Ust Awit.

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengusulkan pencabutan status kewarganegaraan warga negara Indonesia (WNI) yang secara tegas mendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) maupun kelompok radikal yang lain. Saat ini BIN tengah mengupayakan agar dibuat aturan yang lebih tegas sehingga tidak mudah dilanggar.

Kunjungi : http://mozaikharokahfpi.blogspot.com/2015/03/ustadz-awit-masyhury-menjadi-isis.html

MAKLUMAT FPI TENTANG ISIS
Klik : http://mozaikharokahfpi.blogspot.com/2014/08/maklumat-fpi-tentang-isis.html

Selasa, 17 Maret 2015

FPI BERSAMA ORMAS TASIKMALAYA DEKLARASIKAN ANTI SYIAH.


Dirasakan atau tidak, perkembangan ajaran sesat dan menyesatkan Syiah telah menimbulkan kegelisahan di kalangan ummat Islam. Sikap agresif baik langkah keagamaan maupun gerakan politik yang dilakukannya dapat menimbulkan konflik horizontal sehingga dapat merusak aqidah sekaligus membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk menghadang laju penyebaran ajaran sesat Syiah di wilayah NKRI, Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) telah mendeklarasikan dan mengukuhkan pengurus ANNAS di beberapa daerah. Usai sukses gelaran Deklarasi dan Pengukuhan Pengurus ANNAS Wilayah Kalimantan Timur Daerah Kota Balikpapan, Ahad, 8 Maret 2015 lalu, pekan depan ANNAS Pusat akan Mendeklarasikan dan Mengukuhkan Pengurus ANNAS Wilayah Jawa Barat Daerah Tasikmalaya, pada:

Hari / Tanggal : Ahad, 22 Maret 2015; Pkl. 08.00-12.00 WIB

Tempat : Masjid Agung Tasikmalaya – Jawa Barat

Orator :

1. K.H. Amang Baden (Tokoh Ulama Pondok Pesantren)
2. K.H. Achef Noor Mubarok (Ketua MUI Kota Tasikmalaya)
3. K.H. Drs. Ii Abdul Basith (Ketua MUI Kabupaten Tasikmalaya)
4. Ust. Yahya Zakariya, MA (Jamaah Anshar Syariah)
5. K.H. Dedi Rahman (Majelis Syuro ANNAS Pusat)
6. K.H. Aminuddin Bustomi, M.Ag. (Tokoh Aktifis Muda Tasikmalaya)
7. Ust. Roinul Balad (DDII Jawa Barat)
8. Drs. H. Syarif Hidayat, M. Si (Tokoh Masyarakat Tasikmalaya)
9. H. Aef El Hakim (Aliansi Aktifis Masyarakat Muslim Tasikmalaya)
10. K.H. Drs. Dedi Zulharman, MA (PUI)
11. K.H. Athian Ali M. Da’i, Lc. MA (Ketua ANNAS Pusat)

Gelaran Deklarasi ini didukung oleh tidak kurang dari 200 Tokoh Pesantren, Seluruh Santri, Pelajar, Mahasiswa dan Aktifis Islam Se-Tasikmalaya Raya yang mengusung Tema: Ummat Islam Bersatu Melawan Syiah. Panitia Deklarasi mengundang kaum Muslimin untuk menghadirinya.

Bandung, 14 Maret 2015
Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS),

Tardjono Abu Muas
Sekretaris

Klik : http://mozaikharokahfpi.blogspot.com/2015/03/fpi-bersama-ormas-tasikmalaya.html

KH.MISBAHUL ANAM : HUKUM MATI WARGA CHINA PENGEDAR SABU.!!!

Terkait penangkapan tiga warga China dan satu warga Indonesia oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) karena terbukti memiliki 47 kilogram sabu, Ketua Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI) KH. Misbahul Anam meminta agar pemerintah tegas dengan memberikan hukuman mati.

"Pemerintah harus tegas dalam perang melawan narkoba. Buktikan dengan hukuman mati bagi yang memproduksi, bandar, pengedar bahkan pengguna yang tidak mau tobat dan berhenti memakai barang haram tersebut," ujar Kyai Anam kepada Suara Islam Online, Selasa (17/3/2015).

Dijelaskannya, narkoba merupakan salah satu jenis khamr yang diharamkan dalam Islam, bahkan agama lain juga melarangnya. Sehingga keberadaannya harus dimusnahkan. Pemerintah diminta untuk tidak takut intervensi negara lain dalam memberlakukan hukuman mati.

"Pemerintah harus punya nyali dan tidak perlu takut dengan tekanan atau ancaman negara lain. Indonesia adalah negara merdeka yang berdaulat dan punya harga diri, jadi harus tegas," tandasnya.

"Jika pemerintah menginginkan masa depan anak bangsa berakhlak dan punya integritas tinggi, maka jangan ditunda untuk pemberantasan secara tuntas dengan narkoba," tambahnya.

Sebelumnya, 3 warga China dan 1 WNI ditangkap BNN Jumat malam (13/3) di Jakarta karena memiliki 47 kg sabu. Menurut Kepala Humas BNN Kombes Slamet Pribadi, barang haram tersebut akan dijual di Jakarta. "47 kg sabu itu bisa mematikan ribuan nyawa manusia," ungkapnya.

http://mozaikharokahfpi.blogspot.com/2015/03/warga-china-ditangkap-bawa-sabu-47-kg.html

Rabu, 11 Maret 2015

Munarman: Tersangka Kasus Bentrok Demo Ahok adalah Korban Salah Tangkap


Jakarta - Ketua Badan Ahli Front, Munarman, SH menjadi saksi dalam lanjutan sidang kasus bentrokan antara massa Laskar Pembela Islam (LPI) dengan aparat kepolisian di depan kantor DPRD DKI Jakarta Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat, Jumat (3/10/2014) lalu. Ketika itu massa LPI hendak melakukan aksi damai menolak Basuki Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dalam kesaksiannya, Munarman menjelaskan pada Jumat (3/10) itu ada dua kejadian, didepan kantor DPRD DKI Jl. Kebon Sirih dan di Jl. Merdeka Selatan. Kebetulan saat itu ia hadir tidak jauh dari lokasi untuk memantau sekaligus mendokumentasikan kegiatan.

"Aksi demo sempat berhenti di depan kantor DPRD, saya tidak tahu kenapa disitu karena sepengetahuan saya surat pemberitahuan demo itu di Balaikota bukan di DPRD. Lalu terjadi beberapa menit orasi massa di depan kantor DPRD, tapi tiba-tiba pintu gerbang kantor DPRD dibuka, setelah itu ada teriakan-teriakan kemudian terjadi lempar-lemparan yang awalnya lemparan botol aqua saja. Tidak hanya dari massa, polisi juga melempar dari dalam. Setelah kejadian itu massa lalu berjalan ke arah Jl. Merdeka Selatan (sekitar Kedubes AS)," ungkap Munarman di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2015).

Ia melanjutkan, saat peristiwa bentrokan di Kebon Sirih itu tidak ada penangkapan, "Namun begitu massa bergerak menjelang Jl. Merdeka Selatan, tiba-tiba ada mobil aparat membunyikan bunyi sirine, lalu ada mobil water canon, lalu diletuskan gas air mata, saat itulah terjadi penangkapan," jelas Munarman.

"Nah yang saya lihat, antara peristiwa lempar-lemparan di Kebon Sirih dan penangkapan di Merdeka Selatan, justru yang ditangkap polisi itu bukan orang-orang yang saling lempar di DPRD, tapi yang ditangkap ini yang mau demo di depan Balaikota. Karena banyak juga massa yang langsung datang ke Balaikota," tambahnya.

Saat itulah, kata Munarman, terjadi kekerasan yang berlebihan oleh aparat kepolisian. "Penangkapan ini dilakukan secara sembarangan, misalnya saudara Asep, dia baru datang ke Jl Merdeka tapi langsung ditangkap dan digebukin. Anak-anak ini pada dipukulin oleh polisi, bahkan anak-anak yang sudah ditangkap didalam mobil tahanan itu dilempari gas air mata," ungkap Munarman sambil memperlihatkan foto-foto dan videonya.

Advokat senior itu menegaskan bahwa polisi tidak menangkap para pelaku bentrokan di Kebon Sirih melainkan yang ada di Jl Merdeka Selatan.

"Jadi intinya yang mau saya smpaikan, mereka ini tidak terlibat. Mereka adalah korban salah tangkap semua. Jadi antara orang-orang yang saling lempar di Kebon Sirih itu berbeda dengan yang ditangkap di Jl Merdeka," pungkasnya.

Sumber : www.suara-islam.com

Ibnu Taimiyah Dan Ahlul Bait



Assalaamu 'Alaikum Wa Rohmatullaahi Wa Barokaatuh ...
Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wash-sholaatu Was-salaamu 'Alaa Rasuulillaah ...
Wa 'Alaa Aalihi Wa Shohbihi Wa Man Waalaah ...
Kitab Minhaajus Sunnah fii Naqdhi Kalaami Asy-Syii’ah wa Al-Qoadariyyah adalah karya Asy-Syeikh Ahmad b Abdul Halim b Abdissalam rhm (671 – 728 H) yang masyhur dengan sebutan Ibnu Taimiyah. Kitab tersebut banyak dikaji dan ditakhrij oleh Ulama, salah satunya ditakhriij oleh Muhammad Aiman Asy-Syabroowi, terbitan Darul Hadits – Cairo – Mesir, 4 jlid 8 juz dengan total 2.400 halaman, cetakan tahun 1425 H / 2004 M.
Kitab tersebut ditulis oleh Ibnu Taimiyah rhm sebagai tanggapan terhadap Kitab Minhaajul Karoomah fii Ma’rifatil Imaamah karya Abu Manshur Hasan b Yusuf b Muthohhar Al-Hilliy (w : 726 H) seorang Ulama Syiah Roofidhoh yang dalam kitabnya tersebut menghujat para Shahabat Nabi SAW, khususnya Dua Khalifah yang mulia yaitu : Sayyiduna Abu Bakar RA dan Sayyiduna Umar RA.
Dalam kitab tersebut, Ibnu Taimiyah rhm dengan sangat bagus dan brillian melakukan pembelaan terhadap para Shahabat Nabi SAW dari serangan Syiah Roofidhoh, namun sayang mungkin karena terlalu semangat atau penuh emosi, sehingga dalam menanggapi hujatan Syiah Roofidhoh tersebut, terkadang beliau kebablasan sehingga merendahkan Ahli Bait Nabi SAW.
IBNU TAIMIYAH DAN SAYYIDAH KHADIJAH RA
Ibnu Taimiyah rhm dengan sangat bagus sekali melakukan pembelaan terhadap Sayyidah Aisyah RA yang dilecehkan Syiah Roofidhoh. Beliau dengan sangat cermat dan teliti mengemukakan hujjah-hujjah yang kuat tak terbantahkan. Namun, saking semangatnya menyerang Syiah Roofidhoh yang menyanjung Sayyidah Khadijah RA dengan merendahkan Sayyidah Aisyah RA, sehingga Ibnu Taimiyah rhm terjebak dalam posisi kebalikannya yaitu menyanjung Sayyidah Aisyah RA dengan merendahkan Sayyidah Khadijah RA.
Dalam pembelaannya terhadap Sayyidah Aisyah RA, Ibnu Taimiyah rhm meremehkan peran Sayyidah Khadijah RA dengan menyebut bahwa manfaat iman Sayyidah Khadijah RA hanya terbatas untuk Nabi SAW dan tidak manfaat buat umat Islam. (Juz 4 hal.138 ).   
IBNU TAIMIYAH DAN SAYYIDAH FATHIMAH RA
Ibnu Taimiyah rhm juga sangat piawai dan cerdas dalam membela Sayyiduna Abu Bakar RA dari serangan Syiah Roofidhoh, sehingga semua hujjah Syiah Roofidhoh rontok dan terserabut hingga akar-akarnya. Namun, tatkala beliau menyoroti dan mengulas tentang perselisihan yang terjadi antara Sayyiduna Abu Bakar RA dan Sayyidah Fathimah RA terkait Tanah Fadak, maka Ibnu Taimiyah rhm terjebak dalam sikap merendahkan Sayyidah Fathimah RA.
Dalam kitab tersebut Ibnu Taimiyah rhm menyatakan tentang Sayyidah Fathimah RA putri Rasulullah SAW, antara lain :
a)      Bahwa Pertikaian Fathimah RA dan Abu Bakar RA telah menjadi cela dan cacat buat Fathimah RA. (Juz 4 hal. 111).
b)    Bahwa Sikap Fathimah RA tercela karena ingin menyampaikan keluhan kepada Rasulullah SAW di Hari Akhir nanti tentang keadaan yang menimpanya sepeninggal sang ayah, padahal keluhan itu semestinya kepada Allah SWT bukan kepada Nabi SAW. (Juz 4 hal.111).
c)    Bahwa Kemarahan Fathimah RA terhadap Abu Bakar RA seperti kemarahan kaum munafiqin karena hanya lantaran sebab tidak diberi permintaannya. (Juz 4 hal.112).
d)   Bahwa Fathimah RA bodoh dan berdosa karena berwasiat agar jenazahnya tidak dishalatkan Abu Bakar RA. (Juz 4 hal.113).
e)    Bahwa tidak ada keutamaan Fathimah RA yang terkait ridho Allah SWT ada dalam ridhonya dan kemurkaan Allah SWT ada dalam murkanya. (Juz 4 hal.114).
f)       Bahwa yang menyakiti Fathimah RA adalah Ali RA, karena ingin memadunya dengan putri Abu Jahal, sehingga Nabi SAW murka. (Juz 4 hal 115).
g)     Bahwa Kesedihan Fathimah RA atas kematian ayahandanya, yaitu Rasulullah SAW, sebagai kesedihan yang tidak perlu karena tidak diperintah oleh Nabi SAW. (Juz 8 hal.243 ).

IBNU TAIMIYAH DAN SAYYIDUNA ALI RA
Dalam kitab Minhaajus Sunnah tersebut, Ibnu Taimiyah rhm menyebutkan tentang Sayyiduna Ali b Abi Thalib RA antara lain sebagai berikut :
a)      Bahwa Ali RA bodoh karena berhujjah dengan wasiat Fathimah RA agar jenazahnya tidak dishalatkan Abu Bakar RA. (Juz 4 hal 113).
b)      Bahwa Ali RA tidak adil dan pelaku Nepotisme serta membenci rakyatnya sendiri. (Juz 6 hal.11 & Juz 7 hal.260).
c)      Bahwa Ali RA tidak dibaiat sebagai khalifah kecuali oleh golongan kecil atau sedikit, bahkan banyak orang baik yang memeranginya. Dan Ali RA selama kekhilafahannya tidak menampakkan / menjayakan agama Islam. Serta pembaiatan Ali RA tidak disepakati oleh umat Islam, dan selama kekhalifahannya pedang hanya terhunus untuk orang Islam. (Juz 4 hal.51, 56 dan 75).
d)     Bahwa Ali RA ditegur keras oleh Nabi SAW saat hendak memadu Fathimah RA dengan putri Abu Jahal, dan Ali RA membantah saat diajak shalat malam oleh Nabi SAW dengan alasan Qadar. (Juz 4 hal 110 dan 115).
e)      Bahwa pendapat Ali RA banyak bertentangan dengan Hadits Nabi SAW, dan Ali RA sering tidak mau mencabut pendapatnya yang sudah terang-terangan bertentangan dengan Hadits Nabi SAW. Dan Ali RA pernah menunda pembaiatan Abu Bakar karena ia yang ingin jadi Khalifah. (Juz 6 hal.16 dan Juz 7 hal.243).
f)       Bahwa Ali RA tidak menjadi rujukan karena tidak ada satu pun Imam Madzhab yang ikut fiqihnya, bahkan Ahli Madinah tidak ada yang ambil ilmunya, karena Ali RA tidak banyak tahu hadits. (Juz 6 hal.22, Juz 7 hal.277-278 dan 283 & Juz 8 hal.28).
g)      Bahwa Ali RA telah membuat perang yang tidak ada mashlahat buat agama mau pun dunia, dan dalam kekhilafahannya tak seorang kafir pun terbunuh dan tak seorang muslim pun yang gembira. Dan Ali RA hanya perang untuk jabatan dan kekuasaan dengan mengorbankan orang banyak. (Juz 4 hal 175 & Juz 6 hal.105 ).
h)   Bahwa dalil keabsahan Kekhilafahan Ali RA sedikit, dan selama kekhilfahannya tidak pernah memerangi orang Kafir, dan tidak pernah pula ada penaklukan negeri Kafir, karena perang antara kaum muslimin sendiri. (Juz 1 hal.320, Juz 4 hal. 208 – 210 & 226 - 230 ).
i)     Bahwa Ali RA tidak mendapat pujian dari Nabi SAW lebih tinggi daripada Umar RA mau pun Utsman RA serta Shahabat lainnya, bahkan Ali ditegur keras oleh Nabi SAW. (Juz 4 hal.110).
j)     Bahwa Hijrah Ali RA hanya untuk menikahi Fathimah RA, sehingga Hijrah Ali RA bukan untuk Allah SWT dan Rasul-Nya. (Juz 4 hal.116).
k)   Bahwa Ali RA tidak memiliki keutamaan di atas Shahabat lain dalam soal Zuhud, Ibadah, Ilmu, Kecerdasan, Khithobah, Fashohah, Fiqih, Kesilaman, Keberanian mau pun Kekerabatannya dan Kedekatannya dengan Nabi SAW (Juz 5 hal.9 -38  & Juz 8 hal 29 – 50 dan 223-225 serta 263 – 287).
l)      Bahwa kebanyakan Shahabat dan Tabi’in membenci Ali RA dan mencacinya serta memeranginya. (Juz 7 hal.77 dan Juz 8 hal.124).
m)   Bahwa keislaman Ali RA tidak memiliki pengaruh yang bagus kecuali sama dengan keislaman shahabat yang lain, bahkan keislaman Shahabat yang lain lebih besar pengaruhnya daripada keislaman Ali RA.(Juz 7 hal.109).
n)      Bahwa peran Ali RA dalam perang Badar mau pun perang-perang lainnya tidak seberapa. (Juz 7 hal 110 dan Juz 8 hal.50 - 70).
o)   Bahwa umat Islam dari Timur hingga Barat, termasuk penduduk Madinah hampir tidak pernah mengambil pendapat Ali RA.(Juz 8 hal.28).
p)      Bahwa Ali RA sebagai orang paling berani adalah pernyataan dusta. (Juz 8 hal.44).
q)      Bahwa Islamnya Ali RA masih kecil sehingga diragukan dan masih perlu dipertanyakan. (Juz 8 hal 153 dan 224 - 225 ).
r)    Bahwa Muawiyah RA tidak ingin perang, tapi Ali RA yang inginkan perang dan memulainya, maka Muawiyah RA hanya bela diri, sehingga Ali RA yang tercela dan bersalah karena menumpahkan darah kaum muslimin. (Juz 4 hal.200).
s)       Bahwa Ali RA salah karena telah memberhentikan Muawiyah RA tanpa alasan, dan Ali RA juga salah dalam ijtihadnya memerangi Mu’waiyah RA, bahkan sulit diampuni. (Juz 4 hal. 207- 209 dan Juz 6 hal.25 ).
t)     Bahwa Ali RA telah memulai memerangi orang Islam yang tidak memeranginya dengan alasan Bughot hingga ribuan kaum muslimin terbunuh, dan sebagian Ulama menyetujui pendapatnya, tapi kebanyakan Ulama menyalahinya. (Juz 8 hal.123 - 124).
u)    Bahwa Ali RA dalam kepemimpinannya tidak memerangi orang kafir dan tidak juga merebut suatu kota, bahkan membunuh seorang kafir pun tidak. (Juz 8 hal.128).
v)  Bahwa hubungan mushoharah Ali RA dengan Rasulullah SAW tidak sesempurna hubungan mushoharah Ustman RA dengan Nabi SAW. (Juz 8 hal.125).
w)    Bahwa Abu Bakar RA, Umar RA dan Utsman RA tidak membutuhkan Ali RA. (Juz 8 hal. 149).
x)      Bahwa membenci Ali RA tidak munafiq. (Juz 4 hal.135-136 dan Juz 7 hal.83 - 86).
y)      Bahwa Ali RA seperti Fir’aun. (Juz 4 hal 136 & 227).
z)      Bahwa Ali RA amal terbaiknya hanya memerangi Khawarij. (Juz 6 hal.65).
IBNU TAIMIYAH DAN CUCU RASULULLAH SAW
Saat membela Mu’awiyah RA serta Yazid dan Bani Umayyah, Ibnu Taimiyah RA lagi-lagi terjebak dalam penghinaan terhadap Ahlul Bait Nabi SAW, di antaranya adalah Dua Cucu Rasulullah SAW yaitu Sayyiduna Al-Hasan RA dan Sayyiduna Al-Husein RA. Di antaranya beliau menyatakan :
a)    Bahwa tidak ada dalil tentang kezuhudan dan keilmuan Al-Hasan RA dan Al-Husein RA, sedang julukan keduanya sebagai Dua Pemimpin Pemuda Surga tiada makna istimewa. (Juz 4 hal 19 – 20 dan 78).
b)      Bahwa Al-Husein RA menginginan kekuasaan, namun saat tidak mampu baru minta dipertemukan dengan Yazid. (Juz 2 hal. 29).
c)   Bahwa Yazid adalah Khalifah yang sah, sedang Al-Husein RA adalah pemberontak yang salah, karena Al-Husein tidak sabar, sehingga pemberontakannya tidak ada manfaat agama mau pun dunia, bahkan hanya menyebabkan fitnah besar. (Juz 4 hal.241).
d)     Bahwa pembunuhan terhadap Al-Husein RA masalah kecil dibandingkan dengan pembunuhan para nabi oleh Bani Israil, karena Al-Husein bukan Nabi. ( Juz 4 hal.252 ).
e)    Bahwa sejahat-jahatnya Umar b Sa’ad Si Pembunuh Al-Husein RA tetap muslim tidak murtad, bahkan jauh lebih baik daripada Mukhtar Ats-Tsaqofi Si Pembela Al-Husein RA yang akhirnya murtad karena mengaku sebagai Nabi.(Juz 2 hal.31).
Itulah sebabnya, Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqolani rhm dalam kitab Ad-Durorul Kaaminah saat mengulas tentang Ibnu Taimiyah, menyatakan :
" ومنهم من ينسبه إلى النفاق لقوله في علي ما تقدم ."
Artinya : ”Dan daripada mereka (para Ulama) ada yang menisbahkannya (Ibnu Taimiyah) kepada Nifaq, karena ucapan / pernyataannya terhadap Ali sebagaimana telah disebutkan.”
Nah, kini pertanyaannya : ”Apa hukum menghina dan merendahkan Ahli Bait Nabi SAW yang juga merupakan Shahabat paling setianya, seperti Khadijah, Fathimah, Ali dan Al-Hasan serta Al-Husein, rodhiyallaahu ‘anhum ?”
WAHABI MEMBELA IBNU TAIMIYAH
Kaum ”Wahabi Ekstrim” berbeda dengan ”Wahabi Moderat”. Kalangan ”Wahabi Moderat” tidak sungkan menerima kritik Ulama Aswaja terhadap Ibnu Taimiyah rhm, dan mereka pun dalam membela Ibnu Taimiyah rhm tetap santun dan tidak berlebihan.
Sedang Kalangan ”Wahabi Ekstrim” terlalu berlebihan dalam membela Ibnu Taimyah, seolah Ibnu Taimiyah itu ”Nabi” yang ”Ma’shum tanpa dosa dan kesalahan”. Semua kritik Ulama Aswaja terhadap Ibnu Taimiyah disebut sebagai FITNAH, bahkan siapa pun yang mengkritik Ibnu Taimiyah, langsung dituduh Syiah, atau divonis ternodai oleh paham Syiah, lebih dari itu mereka terkadang langsung mengkafirkannya dan menghalalkan darahnya.
Kaum ”Wahabi Ekstrim” pun mengkatagorikan Ibnu Taimiyah sebagai Ulama Salaf, sehingga siapa yang mengkritiknya berarti menghina dan melecehkan Ulama Salaf. Padahal, Terminologi Salaf itu hanya berlaku bagi Kaum Sholihin yang hidup di Tiga Abad Pertama Hijriyyah, sesuai hadits Nabi SAW yang berbunyi :
” خير القرون قرني هذا ، ثم الذي يليه ،  ثم الذي يليه ”.
”Kurun (Abad) terbaik adalah kurunku ini, kemudian yang  berikutnya, lalu yang berikutnya.”
Nah, Kaum Sholihin yang hidup di masa tersebut adalah Shahabat, kemudian Tabi’in, lalu Tabi’it Tabi’in. Karenanya, Ibnu Taimiyah rhm tidak termasuk Ulama Salaf, sebab beliau lahir di akhir Abad Ketujuh Hijriyyah dan wafat di awal Abad Kedelapan Hijriyyah, bukan di Tiga Abad Pertama Hijriyyah yang merupakan Zaman Salaf dengan kesepakatan Ulama.
Dalam soal pernyataan Ibnu Taimiyah rhm terhadap kehormatan Ahli Bait Nabi SAW yang sudah terang benderang termaktub dalam kitab karangannya sendiri, bahkan para Ulama Aswaja telah menanggapi dan memberi penilaian sejak ratusan tahun lalu, melalui kitab-kitab mereka yang mu’tabar, tetap saja Kaum ”Wahabi Ekstrim” menyatakan itu semua FITNAH.
Jadi, jangan heran jika ”Wahabi Ekstrim” selalu menuduh bahwa Aswaja adalah Pendusta, Pembohong, Penyebar Fitnah dan Pemecah Belah Umat. Padahal, sebetulnya merekalah yang Pendusta, Pembohong, Penyebar Fitnah dan Pemecah Belah Umat. Itulah yang disebut Maling Teriak Maling.
Kaum ”Wahabi Ekstrim” berusaha membela Ibnu Taimiyah rhm dengan ”dalih” bahwa : ”Sesungguhnya semua pernyataan yang menghujat Ahli Bait Nabi SAW dalam kitab Minhaajus Sunnah bukanlah pernyataan Ibnu Taimiyah, melainkan pernyataan Kaum Nawaashib yang dinukilkan Ibnu Taimiyah untuk menanggapi Kaum Roofidhoh. Buktinya, dalam kitab tersebut Ibnu Taimiyah ada memuji dan membela Ahlul Bait ”
CATATAN ASWAJA
Namun Aswaja memiliki beberapa catatan terhadap pembelaan Wahabi tersebut, antara lain :
1.      Kenapa semua pernyataan Kaum Roofidhoh yang menghujat Shahabat Nabi SAW dijawab secara tegas dan lugas serta tuntas oleh Ibnu Taimiyah rhm, namun banyak pernyataan Khawaarij / Nawaashib yang menghujat Ahli Bait Nabi SAW justru tidak dijawab tuntas oleh Ibnu Taimiyah, bahkan justru dijadikan alat untuk menjawab Roofidhoh ?!
2.      Apalah artinya pembelaan dan pujian Ibnu Taimiyah rhm untuk Ahlul Bait, jika dicampur dengan aneka hinaan dan pelecehan ?  Justru, jadi kontradiksi dan terkesan ”Mudzabdzab”.
3.     Pola Jawab Ibnu Taimiyah rhm terkesan sangat angkuh dan terasa amat berlebihan, sehingga terkadang beraroma merendahkan Ahlul Bait, misalnya :
a) Juz 2 hal. 27 Ibnu Taimiyah menyatakan :
”Jika mereka (Roofidhoh) berhujjah tentang kemutawatiran riwayat keislaman Ali dan Hijrah serta Jihadnya, maka riwayat mereka (Khawaarij / Nawaashib) pun Mutawatir tentang keislaman Mu’waiyah, Yazid, dan para Khulafa Bani Umayyah dan Bani Abbas, serta tentang Shalat, Puasa dan Jihadnya melawan orang-orang kafir. Jika mereka (Roofidhoh) menuduh mereka dengan Nifaq, maka Khawarij (Nawaashib) pun lebih bisa menuduh (Ali) dengan Nifaq. Jika mereka (Roofidhoh) menyebutkan suatu dalih, mereka (Khawaarij) punya dalih lebih hebat lagi.”    
b) Juz 4 hal.175 Ibnu Taimiyah menyatakan :
“ Jika Rafidhi menyatakan bahwa Mu’awiyah adalah Pemberontak yang Zholim, maka Nashibi (Khawaarij) akn mengatakan kepadanya : ”Ali juga Pemberontak Zholim, karena membunuh kaum muslimin untuk merebut kekuasaannya, dan dia yang memulai perang, serta menyerang umat Islam, lalu menumpahkan darah umat Islam tanpa manfaat bagi mereka, baik manfaat dunia mau pun akhirat, dan di zamannya pedang terhunus terhadap kaum muslimin, tidak pernah diarahkan ke kaum kafirin.”
c)  Juz 6 hal.185 Ibnu Taimiyah mengatakan :
”Inilah Hujjah Khawarij (Nawaashib). Dan Hujjah mereka dalam menghujat Ali lebih kuat daripada Hujjah Syiah (Roofidhoh) dalam membela Ali. Dan Pedang mereka lebih kuat daripada pedang Syi’ah, Agama mereka pun lebih sah, dan mereka orang-orang yang jujur bukan pembohong ...”
Terkait dengan berbagai pernyataan Ibnu Taimiyah rhm yang tidak patut terhadap Ahlul Bait Nabi SAW, sejumlah Ulama Aswaja telah menanggapinya melalui berbagai karya tulis mereka, di antaranya adalah kitab Al-Maqoolaat As-Sunniyyah Fii Kasyfi Dholaalaati Ibni Taimiyyah karya Asy-Syeikh Abdullah Al-Harawi. Selain itu masih ada kitab Akhthoo-u Ibni Taimiyah Fii Haqqi Rasuulillaahi wa Ahli Baitihi karya DR. Mahmud As-Sayyid Shubaih, yang ditanggapi oleh pengikut Ibnu Taimiyah rhm melalui kitab dengan judul Rof’ul Malaam ‘an Syaikhil Islaam karya DR. ‘Athiyyah ‘Adlaan.
KESIMPULAN
Ibnu Taimiyah rhm adalah Ulama Besar di zamannya, keluasan ilmu dan kecerdasannya dalam berhujjah diakui oleh para Ulama Aswaja. Namun demikian, beliau ”tidak ma’shum”, sehingga  tidak luput dari kesalahan dalam berijtihad sebagaimana Ulama yang lainnya.
Harus kita akui dengan jujur bahwasanya Ibnu Taimiyah rhm pada akhirnya bertaubat dari sikap ”Takfir” sebagaimana disebutkan oleh muridnya sendiri yaitu Imam Adz-Dzahabi rhm dalam kitab Siyar A’laamin Nubalaa Juz 11 Nomor 2.898, tatkala membahas tentang Imam Asy’ari rhm.
Dan harus kita akui dengan jujur pula bahwasanya Ibnu Taimiyah rhm pernah menulis sebuah kitab khusus tentang Ahli Bait Nabi SAW dengan judul Huquuq Aalil Bait. Dalam kitab tersebut beliau menunjukkan rasa cinta dan penghormatannya yang tinggi terhadap Ahlul Bait.
Serta mesti kita akui dengan tulus dan ikhlas pula bahwasanya Ibnu Taimiyah rhm dalam kitabnya Majmuu’ Faataawaa menolak sikap ”Takfir” antar sesama muslim. Semua pernyataannya bisa kita cermati antara lain :
1.      Dalam juz 3 hal.245 tentang sikap arif dan bijaknya dalam menyikapi pihak yang mengkafirkan dirinya.
2.      Dalam juz 3 hal.353 tentang pengakuannya terkait Iman dan Taqwa yang dimiliki mereka yang dicapnya sebagai Ahli Bid’ah.
3.      Dalam juz 13 hal.96 ada pengakuannya tentang jasa Ahli Bid’ah dalam penyebaran Islam.
4.       Dalam juz 13 hal.97 ada pengakuannya tentang  jasa Ahli Bid’ah dalam membela Islam.
5.      Dalam juz 35 hal.201 ada pengakuannya tentang Ahli Bid’ah lebih baik daripada Yahudi dan Nashrani.
Karenanya, kami ber-Husnu Zhonn bahwa semua ungkapan  Ibnu Taimiyah rhm yang negatif tentang Ahli Bait Nabi SAW dalam kitab Minhaajus Sunnah hanya merupakan sikap lama (qodim) yang sudah diinsyafinya, atau merupakan  kekhilafan karena luapan emosi saat menanggapi tuduhan-tuduhan keji Kaum Roofidhoh terhadap Para Shahabat Nabi SAW, sebagaimana digambarkan oleh Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqolani rhm dalam kitab Lisaanul Miizaan :
" وكم من مبالغة لتوهين كلام الرافضي أدته أحيانا إلى تنقيص علي ."
Artinya : ”Berapa banyak sikap berlebihan )Ibnu Taimiyah( dalam merendahkan perkataan Roofidhi terkadang mengantarkannya kepada merendahkan Ali RA.”
Hadaaniyallaahu wa Iyyaakum ilaa Shiroothihil Mustaqiim ...
Wallaahul Muwaffiq ilaa Aqwamith Thoriiq ...

Wassalaamu 'Alaikum Wa Rohmatullaahi Wa Barokaatuh ...
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com