Bismillah wal Hamdulillah... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata
illaa Billah ...
PENDAHULUAN
Sehubungan banyaknya umat Islam yang tertipu dan
terjebak dalam perangkap Demokrasi, maka penulis melihat perlu adanya langkah
konkrit untuk menelanjangi Demokrasi dan mengaraknya keliling dunia. Banyak
orang bicara demokrasi, padahal dia tidak tahu apa itu demokrasi. Banyak tokoh
mengaku demokrat sejati, padahal dia tidak paham jati diri seorang demokrat
murni. Banyak pihak mengklaim berjuang menciptakan suasana demokratis, padahal
dia sendiri bingung mendefinisikan suasana demokratis.
Fakta membuktikan bahwa
demokrasi telah menciptakan kehancuran di banyak negeri. Demokrasi telah
menciptakan sistem korup di seantero dunia. Demokrasi telah menebarkan
persaingan dan perebutan kekuasaan. Demokrasi telah memecah belah persatuan dan
kesatuan bangsa di berbagai negara. Demokrasi adalah monster yang telah
melahirkan diktator-diktator kelas dunia. Begitulah demokrasi, dimana-mana
menciptakan kebingungan dan kesemrawutan, bahkan kegilaan. Itulah sebabnya,
kini Demokrasi diplesetkan menjadi Democrazy.
DEMOCRAZY SISTEM
Democrazy
Voting. Di negara Democrazy, “monyet” boleh jadi Presiden asal disetujui suara
terbanyak. Homosex dan Lesbi boleh kawin resmi asal disetujui suara terbanyak.
Ganja dan Narkoba boleh diperjual-belikan asal disetujui suara terbanyak. Agama
boleh dihina dan dinodai asal disetujui suara terbanyak. Apa saja boleh,
termasuk mengaku sebagai Nabi atau Malaikat, bahkan sebagai Tuhan sekali pun,
asal disetujui suara terbanyak.
Democrazy Politik. Dengan dalih persamaan hak
dan kewajiban, suara Ulama dan suara pelacur sama, suara cendikiawan dan suara
si pandir sama, suara pejuang dan suara pecundang sama, suara pahlawan dan
suara bajingan sama. Dan dengan dalih musyawarah, yang halal bisa diharamkan
dan yang haram bisa dihalalkan.
Democrazy Kebhinnekaan. Atas nama kebhinnekaan,
aliran sesat di-anggap kebebasan beragama, penodaan agama dianggap hak
berekspresi, penyelewengan dianggap perbedaan, kejahatan pemikiran disebut
kegenitan pemikiran, dan pemurtadan dikatagorikan sebagai pilihan beragama.
Sebaliknya, membela agama dengan tegas dianggap radikalisme, menjalankan ajaran
agama dengan istiqomah disebut puritanisme, berjihad di jalan Allah SWT divonis
terorisme.
DEMOCRAZY EKONOMI
Democrazy Kesenjangan. Di negeri democrazy
sosialis, konon katanya pajak rendah tapi cari uang sulit. Di negeri democrazy
kapitalis, konon katanya cari uang mudah tapi pajak selangit. Di Indonesia yang
konon katanya ikut-ikutan berdemocrazy ria, kenyataannya cari uang susah dan
pajak menggigit, serta cari kerja payah dan pajak pahit. Namun yang pasti di
semua negara democrazy, sosialis mau pun kapitalis, yang kaya makin kaya, yang
miskin makin miskin.
Democrazy Pemiskinan. Indonesia negara agraris dengan
tanah yang sangat subur, tapi anehnya wortel, kentang dan sayuran serta
buah-buahan import. Indonesia negara maritim dengan lautan yang luas, tapi
anehnya garam dan ikan pun import. Indonesia punya gas dan minyak bumi serta
minyak langit (sawit) yang melimpah ruah, tapi anehnya rak-yat harus membayar
mahal untuk mendapatkannya. Akhirnya, rakyat Indonesia dipaksa menjadi tikus
yang mati kelaparan di lumbung padi.
DEMOCRAZY HUKUM
Democrazy Keadilan. Di
Arab koruptor dipotong tangan, dan di China koruptor dipotong kepala, sedang di
Indonesia koruptor dipotong masa tahanan. Di Jepang menteri salah mundur,
sedang di Indonesia menteri biar salah asal pantang mundur. Wong Cilik terpaksa
mencuri dijebloskan ke bui, sedang Koruptor serakah merampok negara dijadikan
ATM pribadi. Pencuri dua buah coklat diadili dan pencuri sebuah semangka
dipenjara, sedang perampok uang rakyat dan negara trilyunan rupiah
tenang-tenang saja di “istana”.
Democrazy Diskriminasi. Di Indonesia Ulama
Istiqomah dicurigai, sedang Pejabat Korup dilayani. Pesantren digeledah, sedang
Diskotik dijaga. Masjid diawasi, sedang markas aliran sesat dilindungi. Jika
anggota Ormas Islam bersalah maka itu mutlak kesalahan organisasi, sedang jika
anggota Partai Politik atau Pejabat Pemerintah bersalah maka itu sekedar
kesalahan oknum. Jika massa suatu Ormas Islam Menghancurkan botol minuman keras
maka divonis anarkis dan dituntut untuk dibubarkan. Sedang jika massa suatu
Partai Politik membakar kantor Bupati, merusak gedung DPRD, bahkan membunuh
ketua DPRD, maka dinilai hanya sebagai dinamika democrazy.
DEMOCRAZY SOSIAL
BUDAYA
Democrazy gaya hidup. Kini di Indonesia mulai ada gerakan yang menilai
Polygami sebagai sesuatu yang menjijikkan, sedang perselingkuhan dijadikan gaya
hidup. Pejabat berpolygami di-pecat dari jabatannya, sedang pejabat selingkuh
tidak ada sanksi. Wanita berusia 12 tahun tapi sudah menstruasi (bali-ghoh /
dewasa) menikah jadi masalah, sehingga Komnas HAM Anak pun turun tangan
teriak-teriak seantero negeri, sedang banyak wanita lain yang seusia
ramai-ramai jadi pelacur tak dipermasalahkan, bahkan bungkam seribu baha-sa.
Democrazy adat dan tradisi. Perempuan berjilbab dinilai meresahkan, sedang
perempuan telanjang dijadikan adat yang menyenangkan. Kyai polygami membuat
presiden marah-marah, sedang pejabat berzina Presiden tenang saja. Tradisi
rakyat membela yang benar berubah menjadi membela yang bayar. Tradisi
merendahkan pelacur dengan istilah hina seperti “cabo” dan “lonte”, diubah
menjadi “tradisi” memuliakan pelacuran sebagai “pekerjaan” dengan istilah
pekerja sex komersial (PSK). Jika pelacur sudah disebut “pekerja sex
komersial”, nanti jangan-jangan isteri disebut “pekerja sex non komer-sial”.
Democrazy seni dan budaya. Masyarakat yang belum berbusana mestinya
dibusanakan, dan yang belum berpendidikan mestinya dididik, sehingga yang belum
berperadaban menjadi berperadaban. Nyatanya, di Indonesia masyarakat tanpa
busana dijaga agar tetap tak berbusana, dan yang belum berpendidikan dijaga
agar tetap tidak terdidik, dengan dalih “pelestarian budaya” dan “menjaga
kebhinnekaan”. Ada Bupati di Purwakarta – Jawa Barat buat patung dengan dalih
da’wah mengikuti cara Walisongo. Padahal, Walisongo meng-gunakan seni untuk
membawa umat dari alam pewayangan kepada alam Islam, sedang Sang Bupati membawa
umat dari alam Islam kepada alam pewayangan. Ada lagi serombongan seniman yang
mempropagandakan foto bugil sebagai karya seni.
DEMOCRAZY TRANSNASIONAL
Democrazy transnasional. Di dunia internasional, jika Amerika Serikat dan
sekutunya menyerang negeri Islam, maka itu adalah kebenaran, sedang jika umat
Islam berjuang membela diri me-lakukan perlawanan maka itu adalah suatu
kesalahan. Tatkala Obama berteriak akan membunuh Usamah maka itu adalah
kebijakan, sedang tatkala Usamah berteriak akan membunuh Obama maka itu adalah
kejahatan. Kebiadaban AS di Iraq dan Afghanistan, Israel di Palestina, China di
Xinjiang, India di Kashmir, Rusia di Chechnya,Thailand di Patani, Philipina di
Mindanau, Myanmar di Rohingya, itu semua disebut upaya melindungi keselamatan
negara, bahkan dunia, sedang saat pejuang muslim melakukan perlawanan terhadap
kebiadaban mereka di negeri-negeri tersebut, semuanya disebut teroris.
AYO,
TINGGALKAN DEMOCRAZY
Setelah pemaparan di atas, maka pantaskah seorang muslim
mengadopsi sistem yang sudah edan dan gila tersebut? Layakkah seorang muslim
menggandrungi dan mengidolakan sistem rusak dan bejat macam itu? Patutkah
seorang muslim menjual dirinya kepada sistem super jahiliyah yang telah
terbukti kebobrokannya? Oleh karena itulah, penulis mengajak dan menyerukan
segenap umat Islam : Ayo, telanjangi dan arak keliling dunia kebobrokan
Democrazy. Ayo, kasih tahu rakyat di semua lapisan masyarakat tentang bejat dan
bahayanya Democrazy. Ayo, jauhkan umat Islam dari kezaliman Democrazy. Ayo,
jadikan Democrazy sebagai sesuatu yang menjijikkan. Ayo, tinggalkan Democrazy !
Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !
0 komentar:
Posting Komentar