Tulisan ini dibuat beberapa tahun yang lalu, dan sebelumnya
menjadi tema diskusi dan ceramah dalam berbagai event dan kesempatan, karena
merupakan salah satu program penting dalam perjuangan FPI di seluruh Nusantara.
Bahkan tulisan ini telah dijadikan salah satu pasal dengan judul
"Runtuhnya Demokrasi" dalam buku penulisnya "Hancurkan
Liberalisme - Tegakkan Syariat Islam" terbitan SUARA ISLAM pada halaman
151. Kali ini kembali diturunkan dalam forum ini, agar tetap menjadi kampanye
perjuangan Islam melawan Demokrasi.
KERUNTUHAN DEMOKRASI
Keruntuhan Demokrasi
sudah di ambang pintu. Hal itu ditandai dengan Revolusi Tunisia yang berhasil
mengusir diktator demokrasi Ben Ali, yang kemudian berlanjut dengan Revolusi
Mesir yang berhasil menggulingkan diktator demokrasi Husni Mubarok. Angin
revolusi mulai berhembus ke sejumlah Negara Demokrasi Arab seperti Al-Jazair,
Yaman, Libya dan Syria. Bahkan negara-negara Demokrasi Monarki Arab pun mulai
terusik, seperti Maroko, Yordania, Saudi, dan negara-negara Teluk.
Selama ini
Sistem Demokrasi hanya melahirkan diktator-diktator dunia, dan menghasilkan
koruptor kelas kakap, bahkan menciptakan kapitalis-kapitalis internasional yang
rakus dan serakah. Sistem Demokrasi adalah sumber problem yang banyak
melahirkan gerombolan mafioso dan generasi oportunis, sekaligus merupakan wadah
tempat bersemayamnya anjing-anjing penjilat kekuasaan. Hal tersebut karena
Sistem Demokrasi merupakan pintu masuk kaum Kapitalis untuk meraih kekuasaan.
One man one vote dalam Sistem Demokrasi telah memberi peluang kepada kaum
borjuis untuk membeli suara rakyat, sehingga saat berkuasa mereka berlomba
mengeruk kekayaan untuk mengembalikan modal beli suara, sekaligus mengais
keuntungan sebesar-besarnya. Sistem Demokrasi merupakan sumber malapetaka dan
kehancuran.
Sistem Demokrasi penuh intrik dan tipu muslihat, karena sistem ini
selalu bertopeng kemanusiaan, kesetaraan, keadilan, musyawarah dan mufakat.
Padahal, justru sistem ini yang paling tidak berperikemanusiaan, lihat saja
bagaimana negara-negara sekutu atas nama Demokrasi memporak-porandakan Iraq dan
Afghanistan. Justru sistem ini yang paling tidak menghargai kesetaraan,
buktinya kulit berwarna masih menjadi warga kelas dua di negara-negara Barat
yang menganut demokrasi. Justru sistem ini yang paling tidak adil, buktinya
secara terang-terangan mereka melarang warga muslimah di negeri mereka untuk
berjilbab.
Soal musyawarah mufakat dalam Sistem Demokrasi hanya omong kosong.
Inti Demokrasi adalah suara terbanyak, bukan musyawarah mufakat. Selain itu
musyawarah dalam Demokrasi bisa menghalalkan yang haram, dan bisa pula
mengharamkan yang halal. Yang penting tergantung suara terbanyak. Buktinya,
Sistem Demokrasi dengan suara terbanyak bisa membolehkan perkawinan sejenis (Homo
dan Lesbi), lokalisasi pelacuran, legalisasi perjudian, legitimasi aliran
sesat, formalisasi korupsi dan halalisasi segala keharaman. Dan sebaliknya,
Sistem Demokrasi dengan suara terbanyak juga bisa melarang jilbab, cadar,
tabligh, da’wah, hisbah, pembangunan masjid, madrasah dan pesantren.
KEUNGGULAN
SISTEM ISLAM
Antara Sistem Islam dan Sistem Demokrasi memiliki perbedaan yang
sangat besar dan mendasar serta fundamental, sehingga keduanya mustahil
disatukan. Islam dan Demokrasi bagaikan langit dan bumi, umpama matahari dan
bulan, seperti lautan dan selokan. Dalam rangka membuka Topeng Demokrasi, maka
perlu diuraikan beberapa perbedaan yang sangat prinsip dan fundamental antara
Sistem Islam dan Sistem Demokrasi.
Pertama, Sistem Islam berasal dari sumber
ilahi karena datang dari wahyu Allah Yang Maha Agung dan Maha Suci, sehingga
bersifat sangat sempurna. Sedang Sistem Demokrasi berasal dari sumber insani
karena datang dari akal manusia yang lemah dan penuh kekurangan, sehingga
sangat tidak sempurna. Karenanya, dalam Sistem Islam hukum dari Allah SWT untuk
manusia, sedang dalam Sistem Demokrasi hukum dari manusia untuk manusia.
Kedua,
dalam Sistem Islam wajib digunakan Hukum Allah SWT, sedang dalam Sistem
Demokrasi wajib digunakan keputusan suara terbanyak. Karenanya, Sistem Islam
tunduk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, sedang Sistem Demokrasi tidak tunduk
kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ketiga, dalam Sistem Islam tidak dipisahkan
antara agama dan negara, sedang dalam Sistem Demokrasi dipisahkan antara agama
dan negara. Karenanya, Islam menolak pemahaman sekuler dan segala bentuk
sekularisasi dalam berbangsa dan bernegara. Sedang Demokrasi memang lahir dari
penentangan terhadap agama, sehingga Demokrasi selalu mengusung sekularisasi
dalam berbangsa dan bernegara.
Keempat, dalam Sistem Islam standar kebenaran
adalah akal sehat yang berlandaskan Syariat, sedang dalam Sistem Demokrasi
standar kebenaran adalah akal sakit yang berlandaskan hawa nafsu kelompok
terbanyak. Karenanya, dalam Sistem Islam baik buruknya sesuatu ditentukan oleh
Syariat, dan wajib diterima oleh akal sehat. Sedang dalam Sistem Demokrasi baik
buruknya sesuatu tergantung hawa nafsu orang banyak, walau pun tidak sesuai
Syariat atau pun tak masuk akal sehat.
Kelima, dalam Sistem Islam tidak sama
antara suara Ulama dengan suara Awam, antara suara orang Sholeh dengan suara
orang jahat. Sedang dalam Sistem Demokrasi suara semua orang sama : Ulama dan
Koruptor, Guru dan Pelacur, Santri dan Penjahat, Pejuang dan Pecundang,
Pahlawan dan Bajingan, tidak ada beda nilai suaranya. Karenanya, dalam Sistem
Islam hanya orang baik yang diminta pendapatnya dan dinilai suaranya, itu pun
suara mereka tetap disebut sebagai suara manusia. Sedang dalam Sistem Demokrasi
semua orang baik dan buruk disamakan, bahkan suara mereka semua disebut sebagai
suara Tuhan.
Keenam, musyawarah dalam Sistem Islam hanya menghaqkan yang haq
dan membathilkan yang bathil, sedang dalam Sistem Demokrasi boleh menghaqkan
yang bathil dan membathilkan yang haq. Karenanya, dalam Sistem Islam tidak ada
Halalisasi yang haram atau haramisasi yang halal, apalagi haramisasi yang
wajib, sedang dalam Sistem Demokrasi ada halalisasi yang haram, dan haramisasi
yang halal, bahkan haramisasi yang wajib.
Ketujuh, asal-usul Sistem Islam sudah
dimulai sejak zaman Nabi Adam AS, karena sejak Allah SWT menciptakan Adam AS
sudah dinyatakan sebagai Khalifah di atas muka bumi sebagaimana firman-Nya
dalam QS.2.Al-Baqarah ayat 30 :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً
{ Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". }
Dan Sistem Islam tersebut
sempurna di zaman Nabi Muhammad SAW sesuai dengan kaidah dan tatanan kehidupan
pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang beliau
praktekkan bersama para Sahabat yang mulia. Allah SWT menyatakan kesempurnaan
Islam dalam QS.5.Al-Maidah ayat 3 :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
دِينًا
{ Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. }
Sedang Sistem Demokrasi konon katanya sudah ada sejak zaman Yunani
kuno, tapi yang jelas baru muncul pasca Revolusi Kebudayaan Perancis pd Th.1789
M, yang kemudian lahir Teori Trias Politika karya Rossou, yang kemudian terus
dikembangkan dengan berbagai variasi dan aksesoris, dan hingga saat ini tidak
pernah sempurna, bahkan makin hari makin tampak bobrok dan busuknya.
Kedelapan,
rentang waktu antara sempurnanya Sistem Islam di abad ke-7 pada zaman Nabi SAW
(571 – 632 M) dan munculnya Sistem Demokrasi di abad ke 18 pasca Revolusi
Kebudayaan Perancis Th.1789 M, menunjukkan bahwa Sistem Islam sekurangnya lebih
dulu 11 abad dari pada Sistem Demokrasi. Karenanya, jika ada persamaan antara
Sistem Islam dan Sistem Demokrasi, maka bisa dipastikan bahwa Sistem Demokrasi
yang menyontek dan menjiplak Sistem Islam, mustahil sebaliknya.
Kesembilan,
Sistem Islam telah membuktikan diri sebagai sistem terbaik yang adil, jujur dan
amanah sepanjang kepemimpinan Rasulullah SAW dan Khulafa’ Rasyidin, serta
berhasil mengantarkan umat Islam menjadi umat yang terbaik, sebagaimana firman
Allah SWT dalam QS.3. Ali-‘Imran ayat 110 :
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
{ Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. }
Sedang Sistem Demokrasi
sejak kelahirannya hingga kini tak pernah berhasil membuktikan diri sebagai
sistem terbaik, bahkan sebaliknya, makin hari makin terkuak bobrok dan
rusaknya.
Kesepuluh, Sistem Islam adalah bagian dari kewajiban agama, sehingga
penerapannya mendatangkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Sedang Sistem
Demokrasi bukan bagian dari kewajiban agama, bahkan merupakan penentangan
terhadap agama, sehinggga penerapannya hanya akan mendatangkan dosa dan
malapetaka.
ISLAM YES DEMOKRASI NO !
Dengan uraian di atas, jelas sekali bahwa
Sistem Islam mengungguli Sistem Demokrasi dalam semua hal. Mulai dari
keautentikan sumber dan kesempurnaannya, lalu kepatuhan kepada Syariat dan
kesehatan akalnya, kemudian keaslian musyawarah dalam makna yang sebenarnya,
dan kemurnian asal-usul sejarah serta keindahan peradabannya, hingga
keberhasilan pembuktiannya sebagai sistem terbaik yang mendatangkan pahala dan
keberkahan ilahi.
Itulah karenanya, para pemuja Demokrasi iri dan dengki terhadap
Sistem Islam, dan mereka tidak rela Sistem Islam bangkit dan berjaya kembali.
Dalam dunia informasi, tiada hari tanpa propaganda media yang selalu
menyudutkan Sistem Islam. Berbagai ucapan, perkataan dan pernyataan
terus-menerus dilontarkan untuk memadamkan cahaya Islam. Namun demikian, cahaya
Islam akan tetap bersinar, dan akan kembali memperoleh masa jayanya,
sebagaimana Allah SWT firmankan dalam QS.61.Ash-Shaff ayat 8 – 9 :
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ
وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ
بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
{ Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi
Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar
agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik
membenci. }
Dan firman-Nya dalam QS.9.At-Taubah ayat 32 – 33 :
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ
وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي
أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ
وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
{ Mereka berkehendak memadamkan cahaya
(agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki
selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak
menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk
(Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama,
walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. }
Akhirnya, kita harus berani
mengatakan : Islam Yes Demokrasi No ! Hidup Islam Hancurlah Demokrasi ! Allahu
Akbar !
Catatan : Berikut ini tautan rekaman ceramahnya dalam suatu acara
pengajian rutin bulanan Laskar FPI :
http://www.youtube.com/watch?v=e3LHF-13l_A&sns=em Copy and WIN :
http://bit.ly/copy_win
0 komentar:
Posting Komentar