Sabtu, 10 Januari 2015

Kristenisasi itu Nyata, bukan Basa-basi

Kristenisasi bukan basa-basi. Kristenisasi bukan isapan jempol. Kristenisasi alias pemurtadan bukan isu apalagi fitnah belaka, tapi ia nyata dan faktual. Salah satu pihak yang nyaris menjadi korban adalah ummi (ibu) saya sendiri.

Jumat, 5 Desember 2014, saya datang ke rumah Ummi. Ummi saya berbicara panjang lebar tentang apa yang dialaminya beberapa jam sebelumnya. Dengan raut muka yang masih penuh perasaan kecewa dan memendam marah yang luar biasa atas “kebiadaban” oknum kaum kafir (Kristen) dalam “berdakwah.”

Kisahnya, sekitar pukul 10.00 WIB, Ummi saya keluar dari rumah untuk membeli bahan-bahan memasak di hari itu. Di tengah jalan, masih di daerah kampung yang terletak di kawasan jalan S. Supriyadi, Sukun, Kota Malang, tiba-tiba beliau dicegat oleh seorang wanita paruh baya.

Tak dinyana dengan pede-nya wanita itu berkata langsung, “Ibu, selamat ya.. Ibu percaya bahwa tuhan Yesus sebagai juru selamat. Ibu percaya?” Melihat dan mendengar ada orang yang tiba-tiba datang dan berkata demikian membuat Ummi kaget.

Beberapa detik setelah hilang rasa kaget, seketika itu Ummi “memuntahkan” penolakannya dengan berkata, “Pergi kamu, Kafir! Saya Muslim! Pergi kamu.. saya Muslim..!!” Kalimat itu beliau ucapkan berulang kali kepada sosok misterius yang diduga misionaris dan berupaya melakukan pemurtadan.

Wanita itu lari-terbirit-birit karena tidak menduga jika sasarannya begitu tidak terima atas perbuatan amoralnya. Namun ia masih berani menoleh ke arah belakang, ke Ummi saya, maka seketika itu Ummi mengulangi ucapannya, “Pergi kamu, orang kristen kafir. Saya Muslim!”

Kejadian yang saya dengar ini benar-benar tidak saya duga. Bagaimana Ummi ternyata bisa menjadi sasaran pemurtadan dan kristenisasi. Soalnya, ketika itu Ummi saya mengenakan pakaian muslimah yang lengkap yang seharusnya bisa menjadi penunjuk jelas bahwa beliau seorang muslimah yang tidak boleh diajak memeluk agama tertentu secara terselubung seperti itu.

Peristiwa yang saya sampaikan ini adalah nyata. Saya siap mempertanggungjawabkan, siap untuk dimintai klarifikasi. Kepada kamu muslim, waspadalah, berhati-hatilah, dan siapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapai arus kristenisasi. Mereka bak kawanan hewan buas yang menerkam tanpa memandang mangsanya.

Hikmah dari kejadian ini adalah kita harus rajin membentangi akidah keluarga kita. Sering-seringlah mengajak keluarga kita menghadiri majlis-majlis ilmu. Rawat dan jaga baik-baik iman dalam diri kita. Bisa jadi kita menjadi galau gara-gara kecolongan harta, kegalauan yang mencapai tingkat setengah hidup, lalu pertanyaannya mengapa kita tidak lebih merasa gusar dan sumpek jika kita kecolongan iman?

Peristiwa ini harus diketahui oleh khalayak. Semoga Allah melindungi Iman dan Islam Ummiku. Semoga Allah menyelamatkan iman kita.


Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Warga Kota Malang, Jawa Timur

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com